Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinsos Rawat Tiga Anak Pengamen yang Jatuh dari Kopaja

Kompas.com - 19/11/2017, 16:50 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Dinas Sosial DKI Jakarta merawat tiga anak Anik (40), pengamen yang tewas karena jatuh dari Kopaja pada Jumat (17/11/2017). Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Ansorie menjelaskan, ketiga anak itu dikhawatirkan telantar jika tidak diasuh oleh Dinas Sosial.

"Sudin Sosial Jakarta Selatan melakukan pendekatan agar sang anak dapat diasuh di Panti Sosial agar ketiga anaknya mendapatkan kehidupan yang layak dan dapat bersekolah serta tidak kembali mengamen," kata Ansorie, Minggu (19/11/2017).

Nasib malang ketiga anak tersebut bermula saat ibu mereka, Anik, mengamen dengan si bungsu Angga (5). Pada Jumat siang, Anik mengajak Angga mengamen di dalam bus Kopaja 605A jurusan Blok M-Kampung Rambutan.

Anik dan Angga jatuh saat bus melaju kencang dari lampu merah perempatan Cilandak KKO. Angga saat itu sudah mengingatkan Anik agar tak turun, namun Anik melompat hingga jatuh serta kepalanya membentur trotoar.

Baca juga : Jatuh dari Kopaja, Pengamen Tewas Memegang Ukulele

Akibat luka di kepalanya, Anik tewas di tempat, sedangkan Angga benjol dan lecet.

Setelah dinyatakan meninggal di RSUD Pasar Minggu, pihak Dinsos menghubungi keluarga Anik. Dua anak Anik lainnya, Daus (16) siswa kelas 1 SMK Pertiwi 1 dan Sabila (8) siswi kelas 2 SDN 06 Kramatjati.

Mereka menangis histeris begitu mengetahui sang ibunya meninggal dunia.

"Diceritakan kalau Anik mengamen untuk membiayai keluarga, karena suaminya hanya bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Induk Kramatjati. Anik biasanya mengamen bersama anaknya Angga di kawasan Pasas Rebo, Kampung Rambutan dan Cilandak. Selain mengamen di jalanan Anik juga mengamen di bus," kata Ansori.

Kompas TV Polisi pun terus menggali informasi dari dua pelaku yang terlah ditangkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com