Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasudin KUMKMP: PKL Lokbin Jangan Terlalu Banyak Menuntut

Kompas.com - 22/11/2017, 10:23 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat, Nuraini Silviana, meminta para pedagang kaki lima (PKL) di lokasi binaan (lokbin) Taman Kota Tua atau Jalan Cengkeh untuk tidak banyak menuntut.

Nuraini meminta PKL bersabar dalam menghadapi kondisi sepinya pembeli di lokasi itu. Selama ini KUMKMP Jakarta Barat terus bekerja untuk membantu PKL di lokasi itu.

"Temen-temen PKL binaan jangan terlalu banyak nuntut juga, karena semua Sudin (suku dinas) sudah banyak berupaya. Kondisinya kenapa enggak parkir ke Kota Intan karena parkir di Fatahilah lebih dekat. Tupoksinya sudah semua kalau kita, tinggal dishub terkait plangnya," kata Nuraini, Rabu (22/11/2017).

PKL yang biasa berjualan di sekitar kawasan Kota Tua direlokasi ke lokbin Taman Kota Intan atau Jalan Cengkeh, tak jauh dari Museum Fatahilah, sejak 5 Oktober 2017.

Baca juga : Sandi Kritik Pembangunan Lokbin PKL di Jalan Cengkeh, Kota Tua

Lokasi relokasi itu memang tak jauh dengan lokasi wisata tetapi para pedagang mengeluhkan sepinya para pengunjung. Tidak adanya penunjuk arah menuju lokasi binaan diyakini sebagai salah satu penyebab sepinya pengunjung.

Nuraini mengatakan, akses dan pemasangan petunjuk arah merupakan wewenang Dinas Perhubungan. Pihaknya mengatakan telah berkoordinasi dengan Dishub.

"Kalau plang petunjuk tugasnya dishub bukan KUMKMP. Kalau kami pembinaan PKL-nya. Sudah disampaikan ke Dishub terkait itu," kata Nuraini.

Setelah berkoordinasi dengan Dishub, kata dia, pemasangan plang atau papan petunjuk arah menuju ke lokasi binaan baru akan dilaksanakan pemasangannya pada 2018 .

"Katanya anggarannya baru ada di tahun depan, 2018," ucap Nuraini.

Saat Kompas.com menyambangi lokasi binaan pada Selasa kemarin, tak hanya plang petunjuk yang dituntut para pedagang. Sedikitnya ada lima tuntutan yang dibacakan perwakilan pedagang di Lokasi binaan di Taman Kota Intan, Choirul Umam, dalam secarik kertas.

Pertama, para pedagang menginginkan Pemprov DKI membuatkan akses jalan menuju lokasi binaan. Selama ini, sepinya lokasi binaan dipercaya karena tidak adanya akses jalan menuju lokasi binaan.

Baca juga : Sepi Pembeli, Pedagang Binaan Taman Kota Intan Tuntut 5 Hal Ini kepada Anies-Sandi

Kedua, pedagang meminta Pemprov DKI membuatkan gapura sebagai identitas lokasi binaan, sehingga orang yang berada di kawasan Kota Tua tahu keberadaan lokasi binaan.

Ketiga, pedagang meminta Pemprov DKI menertibkan parkir liar yang ada di sekitar Kota Tua. Para pedagang menginginkan parkir kendaraan terpusat di lokasi binaan.

Keempat, pedagang meminta agar Pemprov DKI tidak tebang pilih dalam menertibkan para pedagang di kawasan Kota Tua. Sampai saat ini, masih ada PKL bebas berjualan di area yang sebelumnya dilarang oleh pihak Pemprov DKI.

Kelima, pedagang meminta Anies-Sandi untuk melihat secara langsung kondisi lokasi binaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com