Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Pembeli, Pedagang Binaan Taman Kota Intan Tuntut 5 Hal Ini kepada Anies-Sandi

Kompas.com - 21/11/2017, 20:56 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang sekitar kawasan Kota Tua yang direlokasi ke lokasi binaan di Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Jakarta Barat mengeluhkan sepinya pembeli ke lokasi binaan.

Sejak dipindahkan, mereka mengaku penghasilannya berkurang drastis. Bahkan sejumlah pedagang telah menutup kiosnya karena sepi pengunjung.

Para pedagang pun menulis lima tuntutan di atas selembar kertas untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga S Uno.

Perwakilan pedagang di lokasi binaan Taman Kota Intan yakni Choirul Umam mengungkapkan, lima tuntutan yang diharapkan dapat segera diatasi oleh Anies-Sandi.

Pertama, para pedagang menginginkan pihak Pemprov DKI membuatkan akses jalan menuju lokasi binaan. Selama ini, sepinya lokasi binaan dipercaya karena tidak adanya akses jalan menuju lokasi binaan.

"Buatkan akses penunjuk jalan menuju lokasi binaan, biar orang tahu kalau kami itu ada," kata Choirul kepada Kompas.com, Selasa (21/11/2017).

Baca juga : Sambil Menahan Tangis, Pedagang di Taman Kota Intan Ini Ceritakan Sepinya Pembeli

Kondisi lokasi binaan Taman Kota Intan yang sepi pembeli, Selasa (21/11/2017).IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Kondisi lokasi binaan Taman Kota Intan yang sepi pembeli, Selasa (21/11/2017).

Kedua, para pedagang meminta pihak Pemprov DKI membuatkan gapura sebagai identitas lokasi binaan. Sehingga orang yang berada di kawasan Kota Tua tahu keberadaan lokasi binaan.

"Buatkan papan gapura seperti yang ada di Pasar Baru, itu bisa sebagai identitas kami," ucapnya.

Ketiga, para pedagang meminta pihak Pemprov DKI menertibkan parkir liar yang ada di sekitar Kota Tua. Para pedagang menginginkan parkir kendaraan terpusat di lokasi binaan.

"Tutup parkir liar yang ada di sekitar Kota Tua, parkir disini, biar disini ekonominya bergerak," tutur Choirul.

Baca juga : Pedagang Lokbin Taman Intan: Kami Ini Dibina atau Dibinasakan?

Situasi di Lokbin Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (17/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Situasi di Lokbin Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (17/10/2017).

Keempat, para pedagang meminta agar pihak Pemprov DKI tidak tebang pilih dalam menertibkan para pedagang di kawasan Kota Tua.

Sampai saat ini, masih ada para pedagang kaki lima (PKL) bebas berjualan di area yang sebelumnya dilarang oleh pihak Pemprov DKI.

"Tertibkan seluruh para pedagang, jangan sampai ada aktivitas PKL liar di sekitar Kota Tua," ucapnya.

Kelima, para pedangan meminta Anies-Sandi untuk melihat secara langsung kondisi lokasi binaan. Saat Pilkada berlangsung, mayoritas pedagang yang ada di lokasi binaan disebut memilih pasangan Anies-Sandi dengan harapan memiliki hidup yang lebih baik.

"Kami minta kehadirannya (Anies-Sandi) ke lokasi binaan Jalan Cengkeh," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com