Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies-Sandi Diminta Datang ke Lokbin Taman Intan yang Sepi

Kompas.com - 21/11/2017, 19:03 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Para pedagang di sekitar kawasan Kota Tua yang direlokasi ke lokasi binaan di Taman Kota Intan, Jakarta Barat, mengeluhkan sepinya pengunjung yang datang dan berbelanja ke lokasi binaan.

Menurut perwakilan pedagang di lokasi binaan Taman Kota Intan, Choirul Umam, beberapa pedagang telah mendatangi Balai Kota DKI Jakarta untuk menyampaikan keluhannya pada Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakilnya Sandiaga Uno.

Pedagang berharap Anies atau Sandiaga melihat langsung sepinya lokasi binaan di Taman Kota Intan yang diresmikan sejak 5 Oktober 2017 tersebut.

"Sampai saat ini keluhan kami belum direspon, pak Anies dan pak Sandi juga belum ada yang datang ke sini," kata Choirul kepada Kompas.com, Selasa (21/11/2017).

Baca juga : Pedagang Lokbin Taman Intan: Kami Ini Dibina atau Dibinasakan?

Padahal, kata Choirul, pada saat Pilkada DKI, mayoritas pedagang memilih pasangan Anies-Sandi dengan harapan bisa memperbaiki ekonomi menjadi lebih baik.

"Waktu pilkada kami pilih mereka, harapannya ya itu supaya hidup kami lebih baik lah, tapi kenyataannya masih begini," ucapnya.

Choirul berharap, kondisi lokasi binaan jauh lebih baik setelah kedatangan Anies atau Sandiaga. Saat ini, Choirul menyebut lokasi binaan seperti segan hidup namun mati pun tak mau.

Saat ditanya terkait kedatangan para pedagang ke Balai Kota pada Senin (20/11/2017) kemarin, Choirul menuturkan bahwa mereka adalah PKL liar yang meminta kelonggaran waktu berjualan di atas trotoar dari yang tadinya mulai pukul 22.00 WIB menjadi pukul 17.00 WIB.

"Itu PKL liar, bukan dari kami, kalau kami semuanya tertib, hanya meminta lokasi ini diperbaiki supaya orang yang kesini tahu," ucapnya.

Akibat sepinya pengunjung ke lokbin Taman Intan

Dian, seorang penjual masakan padang misalnya, sebelum direlokasi ke Taman Kota Intan, dirinya bisa menjual sedikitnya 80 potong ayam sehari di sekitar halaman Museum Fatahilah.

Namun, ketika menempati lokasi binaan Taman Kota Intan, dirinya mengaku hanya bisa menjual 4 potong ayam yang dibeli pedagang di lokasi binaan.

"Susahnya minta ampun, kalau begini terus ya kami mau makan apa," ucap Dian, kepada Kompas.com, Selasa (21/11/2017).

Pada saat direlokasi 5 Oktober 2017 lalu, Dian hanya bisa menuruti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemilik lahan, dengan harapan tetap ramai pembeli.

Kenyataan sepertinya berkata lain, bukan untung yang didapatkan Dian melainkan kerugian yang dideritanya setiap hari karena makanan yang dimasaknya tidak terjual habis dan terpaksa dibuang.

Halaman:



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com