JAKARTA, KOMPAS.com - Andi Sudirman, bapak yang viral karena membawa anak kembarnya, hanya seorang tukang buah keliling dan servis telepon seluler.
Dia berjuang keras agar anaknya tidak senasib sepertinya. Tetapi, keinginannya ini tersandung kartu identitas yang tak dimilikinya.
Ya, Andi mengaku tidak memiliki KTP, juga kartu keluarga. Ketiga anaknya juga tidak memiliki akta kelahiran.
Andi bercerita, dia lahir di Luar Batang, Jakarta, pada 10 Oktober 1975. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Dua adiknya meninggal, yang tersisa tinggal empat orang.
Andi yang tidak pernah merasakan bangku sekolah ini berusaha mengubah nasib keluarganya. Dari hasil berjualan buah dan servis ponsel, dia menafkahi istri dan tiga anaknya. Selain itu, dia juga membiayai sekolah dua adiknya yang duduk di bangku SMA.
Baca juga : Dinsos DKI Cari Bapak Gendong 2 Anak yang Ingin Pulang ke Bone
"Harusnya sekolah, biar nasibnya tidak seperti saya," ucap Andi sambil memegang kepala kedua anaknya.
Baca juga : Bapak yang Gendong 2 Anaknya Bantah Ditinggal Istri dan Diongkosi Dinsos
Menurut Andi, dia tidak memiliki KTP juga Kartu Keluarga. Dia pernah ingin membuat di Luar Batang, namun harus membayar Rp 1,5 juta.
"Minta Rp 1 juta buat bikin KTP suami istri, kalau sama KK jadi Rp 1,5 Juta. Saya uang dari mana?" kata Andi kepada Kompas.com.
Pada awal 2017, Andi membawa istri beserta anak-anaknya ke Muara Baru Blok A RT 16/17 Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun, di tempat barunya tersebut, Andi juga belum bisa membuat KK dan KTP karena tidak ada surat pindah.
Andi semakin bingung dengan nasib kedua anaknya yang sebentar lagi masuk ke Taman Kanak-kanak.
Baca juga : Kisah Sebenarnya tentang Bapak yang Viral Jalan Kaki Sambil Gendong Anak Kembarnya
Selain anaknya yang terancam tak bisa bersekolah, Andi juga tak bisa menggunakan ponselnya untuk mengabari sanak saudaranya di Bone bahwa ayah kandungnya belum lama ini meninggal dunia.
"Aktifin kartu kan pakai nomor KTP dan KK, ini saya enggak punya gimana bisa pakai handphone," ujarnya.
Kompas.com sempat memintanya menelepon dengan loudspeaker. Namun, bukan nada bunyi yang terdengar, tetapi peringatan operator yang memintanya memasukkan data kependudukan.
Andi berharap dirinya diberi kemudahan untuk bisa mengurus KTP dan KK demi masa depan anak-anaknya. Dia menekankan lagi bahwa anak-anaknya harus bisa mengubah nasib mereka, tidak seperti orangtuanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.