Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Saya Pelototi Satu Per Satu untuk Raih WTP

Kompas.com - 27/11/2017, 22:32 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan dirinya meneliti satu per satu hal yang harus ditindaklanjuti guna meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan DKI tahun 2017. Dia menyebut pemerintahan sebelumnya belum pernah meraih hal itu.

"Harus kerja perintilan sih, tapi ya memang saya pelototin satu-satu. Selama ini, sebelum ini, belum dipelototin satu-satu. Dengan kita detail, line by line seperti ini, progresnya bisa tercapai," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/11/2017).

Sandi menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru menindaklanjuti 40 persen dari 6.000-an temuan BPK yang harus diperbaiki sebagai salah satu syarat untuk meraih WTP. Dia menyebut harus bekerja keras untuk mendapatkan opini yang tak pernah diraih DKI sejak 4 tahun terakhir itu.

"Masih di level 60 persen yang belum kami tindak lanjuti. Jadi, harus digenjot terus supaya bulan-bulan ke depan ini bisa semuanya ditindaklanjuti," kata dia.

Baca juga : Demi Wujudkan Target Opini WTP, Pemprov DKI Gandeng KPK

Untuk kembali meraih target WTP, kata Sandi, yang harus dibenahi yakni akar permasalahan. Sandi menyebut ada beberapa akar masalah yang jadi penghalang DKI meraih opini WTP. Pertama yakni pencatatan piutang yang menyebabkan banyaknya penunggak pajak. Dia meminta Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI bekerja sama dengan Bank DKI untuk mengonsolidasikan pembayaran dalam satu akun. Sandi menyebut sistem penagihan utang itu harus diperbaiki.

Akar masalah lainnya yakni soal pencatatan aset yang juga harus diperbaiki. Salah satu yang disoroti Sandi yakni pencatatan aset fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum).

"Bagaimana pencatatan fasos dan fasum sebagai bentuk dari penyelesaian kewajiban SIPPT (surat izin penunjukan penggunaan tanah)," ucap Sandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com