Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Anies Kurang Sreg Dengar Sebutan 'Penyandang Disabilitas'

Kompas.com - 06/12/2017, 12:03 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyaksikan bermacam pertunjukan saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih.

Pada kesempatan itu, Anies sempat menyampaikan keberatannya terkait penggunaan istilah penyandang disabilitas. Menurut Anies, istilah penyandang disabilitas kurang sesuai.

"Saya pribadi kalau dengar nama penyandang disabilitas, kurang sreg. Tapi memang itulah nama resminya," ujar Anies di Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih, Kalideres, Rabu (6/12/2017).

Anies lebih suka menyebut mereka sebagai penyandang difable. Menurut Anies, ada perbedaan mendasar dari dua istilah itu.

Baca juga : Jelang Putusan Kasus Etihad Airways, Dwi Aryani Berharap Keadilan bagi Penyandang Disabilitas

Istilah disabilitas lebih fokus pada ketidakmampuan seseorang dalam melakukan sesuatu. Bagi Anies, mereka yang punya kekurangan bukannya tidak mampu namun memiliki kemampuan yang berbeda dari orang kebanyakan.

"Mereka punya different ability bukan disability. Karena kemampuan yang berbeda itu, mereka punya cara kerja dan berkarya yang berbeda," ujar Anies.

Setelah menyampaikan itu, sepanjang pidato Anies tidak lagu menyebut istilah penyandang disabilitas dan menggantinya dengan difable. Sebelum berpidato, Anies lebih dulu menyaksikan berbagai macam penampilan kesenian dari penyandang disabilitas binaan panti sosial Jakarta.

Baca juga : Penyandang Disabilitas Ini Sukses Bangun Bisnis dari Nol

Anies berjanji, ke depannya, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas. Anies ingin Jakarta menjadi provinsi yang ramah terhadap penyandang disabilitas.

"Mereka tidak butuh sekadar belas kasihan, mereka tidak butuh pemberian, yang mereka butuhkan perlakuan yang setara di semua urusan," kata Anies.

Kompas TV Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur menciptakan inovasi baru kursi roda berbasis android.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com