Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecemasan Keluarga Pasien Diduga Difteri di RSPI Sulianti Saroso

Kompas.com - 12/12/2017, 09:13 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah Aris, warga Sunter Jaya, nampak lelah. Sesekali pria tersebut berjalan hilir mudik di lorong Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso sembari membawa telepon genggam miliknya. Berkali-kali ia menjawab panggilan telepon dari keluarganya yang hendak menengok buah hatinya.

Anaknya yang masih berusia 4 tahun dibawa ke RSPI Sulianti Saroso, Senin (11/12/2017) karena diduga menderita difteri. Gejalanya bahkan sudah ditunjukkan sejak Sabtu (9/12/2017).

"Bahkan sudah mulai menunjukkan gejala panas waktu di kampung, Purbalingga. Saya hari Kamis pulang kampung dulu, anaknya sudah panas. Dikira hanya demam biasa atau radang tenggorokan," ucap Aris.

Aris kemudian hanya membawa anaknya ke klinik terdekat. Selama 2 hari perawatan di sana dan minum obat, kesehatan anaknya tak kunjung membaik. Ia kemudian membawa anaknya ke RS Hermina Kemayoran.

Baca juga : Jangan Tolak Imunisasi Difteri, Penyakitnya Lebih Ngeri dari Vaksinnya

"Malam-malam saya kesana, jam 11. Dari sana, dokter menyarankan langsung untuk dibawa ke RSPI Sulianti Saroso karena diduga terkena difteri. Maka dari pagi saya sudah di sini. Ini ada keluarga yang mau datang jenguk," ucap Aris.

Lain Aris, lain Robi. Warga Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, ini tengah menjaga sang adik yang berusia 9 tahun. Sejak Sabtu, adiknya menjadi salah satu pasien yang diduga terjangkit difteri.

"Tanda-tandanya seperti radang. Keluarga bawa ke klinik, tapi tidak sembuh. Kami larikan ke RSUD Kramat Jati, baru dirujuk ke RSPI. Saya baru tahu semua pasien malah ke sini," ucap Robi.

Baca juga : Menkes Tengok Kondisi Pasien Difteri di RSPI Sulianti Saroso

Keluarga kemudian didatangi pihak puskesmas untuk diperiksa yang kira-kira juga ikut terjangkit difteri. Selain adiknya, di wilayahnya tidak ada yang terkena tanda-tanda penyakit ini.

Baik Robi dan Aris mengaku mengikuti imunisasi seperti yang dianjurkan pemerintah. Mereka rutin memberikan imunisasi. Namun, mereka mengaku belum memberikan imunisasi DPT kepada anak maupun adik mereka.

Baca juga : Diduga Idap Difteri, Delapan Orang Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso

Aris dan Robi bersyukur biaya perawatan dan pengobatan ditanggung pemerintah.

"Saya dengar biayanya lebih dari Rp 10 juta, saya bersyukur sudah dibantu pemerintah. Kalau tidak (ditanggung pemerintah), bakal bingung. Ini saja saya tidak kerja karena mengurus anak, semoga lekas sembuh," ucap Aris.

Dari Januari hingga November, tercatat 61 pasien difteri diisolasi di RSPI Sulianti Saroso. 3 pasien diantaranya meninggal dunia.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Difteri termasuk penyakit menular dan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa anak-anak dan orang dewasa

Kompas TV Rumah Sakit Penyakit Infeksi Suliyanti Saroso, menjadi rumah sakit rujukan penanganan difteri di wilayah Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com