Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anies-Sandi Top PKL Boleh Dagang di Trotoar, Zaman Pak Ahok Diangkut"

Kompas.com - 13/12/2017, 15:11 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pedagang minuman yang berjualan di sekitar trotoar Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku beruntung Jakarta dipimpin oleh Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Ungkapan tersebut dikatakan Asih (bukan nama sebenarnya) saat ditemui Kompas.com di trotoar Stasiun Tanah Abang yang mengarah ke Blok G Pasar Tanah Abang.

Asih mengaku, sejak Anies-Sandi memimpin Jakarta, dia dan beberapa rekan pedagang lainnya bisa kembali berjualan di atas trotoar.

"Top deh pokoknya PKL boleh jualan di trotoar, yang penting enggak lewatin garis kuning," ucap Asih sambil melayani pembeli, Rabu (13/12/2017).

Baca juga : Kata Wali Kota Jakpus soal Rencana Penutupan Jalan untuk PKL Tanah Abang

Menurut Asih, pemerintahan Anies-Sandi lebih longgar ketimbang pada saat Jakarta dipimpin oleh Ahok-Djarot.

"Kalau waktu zaman Pak Ahok ini langsung diangkut-angkutin enggak boleh jualan," kata Asih.

Wakil gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno saat menyambangi Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (12/5/2017). Kedatangannya bertujuan untuk mengecek harga beras jelang masuknya bulan ramadhan.Kompas.com/Alsadad Rudi Wakil gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno saat menyambangi Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (12/5/2017). Kedatangannya bertujuan untuk mengecek harga beras jelang masuknya bulan ramadhan.
Asih juga meminta pasangan Anies-Sandi untuk tetap mempertahankan kelonggaran peraturan tersebut. Dengan kelonggaran yang diberikan, dia yang merupakan warga Palmerah, Jakarta Barat, ini bisa menghidupi keenam anaknya.

Malah, Asih meminta, kalau pun tidak diperbolehkan berjualan di trotoar, terlebih dahulu disiapkan pekerjaan pengganti agar dirinya tetap bisa menafkahi anak-anaknya.

Baca juga : Sandi: PKL Tanah Abang Itu Front Office yang Punya Toko di Pasar

"Saya juga enggak pengen jualan kaya gini, panas kepanasan, kalau ada pekerjaan lain kan yang ada gajinya saya tenang," kata Asih.

Senada dengan Asih, salah seorang pedagang somay bernama Sugeng mengaku tidak khawatir lagi dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang biasa melakukan penertiban.

"Enggak kucing-kucingan lagi, kalau sekarang Satpol PP lewat suruh beresin ya kita beresin, kalau dulu langsung diangkut makanya kucing-kucingan," ucap Sugeng.

Selain itu, berjualan di atas trotoar juga membuatnya tidak perlu repot-repot membayar sewa lahan. Sebab, selama berjualan di atas trotoar di Tanah Abang, dia belum pernah sepeser pun dimintai iuran.

Baca juga : Kemendagri Minta Anies-Sandi Segera Tertibkan PKL Tanah Abang

"Enggak ada iuran, ya paling kalau ada yang minta kita kasih seikhlasnya, tapi bukan iuran sewa lahan," kata Sugeng.

Pedagang kaki lima di trotoar Blok F Pasar Tanah Abang.KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Pedagang kaki lima di trotoar Blok F Pasar Tanah Abang.
Lain halnya dengan Najamudin, salah seorang pedagang pakaian yang berjualan di atas trotoar tepat berada di seberang stasiun. Dia harus membayar uang sewa setiap bulannya sebesar Rp 1 juta.

"Bayar tiap bulan, ada juga yang harian. Meskipun bayar tapi kan kita bisa jualan disini, orang yang beli juga banyak," kata Najamudin.

Menurut Najamudin, uang iuran tersebut sifatnya tidak resmi. Jadi, jika sewaktu-waktu ada penertiban, dia hanya bisa pasrah untuk membereskan dagangannya.

"Ya kalau disuruh diberesin ya kita beresin, tapi kalau sudah enggak ada Satpol PP ya kita pasang lagi," ucapnya.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta berencana akan menutup jalan di Tanah Abang sebagai lokasi berjualan pedagang,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com