JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Jakarta Integrated Tunnel (JIT) mulai dibangun pada pertengahan 2018.
Komisaris Utama PT Antaredja, Mulia Jaya Wibisono, mengatakan bahwa anggaran untuk membangun proyek tersebut mencapai Rp 40 triliun.
"Nilai proyeknya dalam bentuk dollar yaitu 3 billion dollar, itu sekitar Rp 40 triliun yang memang semuanya dari swasta, tidak membebani APBD dan APBN," ujar Wibisono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (20/12/2017).
Skema yang digunakan yakni public private partnership. Wibisono mengatakan, nantinya pembangunan proyek tersebut bekerja sama juga dengan PT Jakarta Tollroad Development.
Baca juga : Basuki Puas dengan Rancangan Jakarta Integrated Tunnel
Adapun rencana pembangunan JIT sudah dimulai sejak masa pemerintahan mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
PT Antaredja baru menyelesaikan kajian dan permasalahan pendanaan saat ini sehingga pembangunannya baru bisa dilakukan tahun depan.
Nantinya, JIT akan dibangun di bawah tanah dengan kedalaman lebih kurang 15 meter. Terdapat semacam terowongan dengan diameter 11 meter yang ada di bawah tanah itu. JIT akan terdiri atas dua tingkat terowongan.
Terowongan paling bawah akan digunakan sebagai saluran air, sedangkan saluran di atasnya untuk jalan tol.
Fungsi terowongan ini ada 4, yaitu untuk pengendali banjir, menjadi jalan tol, penampungan air, dan juga pembangkit listrik.
JIT akan dibangun di dua rute yaitu rute Balekembang-Manggarai dan Ulujami-Tanah Abang. "Panjang tunnel-nya nanti 12 kilometer," kata Wibi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.