Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OK Otrip dan Realisasinya dalam 100 Hari Kerja Anies-Sandi

Kompas.com - 25/01/2018, 08:43 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - One Karcis One Trip (OK Otrip) merupakan salah satu program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mulai direalisasikan sebelum 100 hari kerja pemerintahan mereka.

Anies dan Sandi menggelar soft launching program tersebut pada 14 Desember 2017. Sementara itu, uji coba program dilakukan mulai 15 Januari 2018 dan berlangsung selama tiga bulan.

Program ini menawarkan integrasi transportasi umum dengan pembayaran uang elektronik, yakni kartu khusus OK Otrip.

Selama tiga jam, warga bisa menggunakan sejumlah moda transportasi yang tergabung dalam OK Otrip dengan ongkos Rp 5.000. Namun, selama uji coba, tarif yang dikenakan hanya Rp 3.500.

Baca juga : 100 Hari Anies-Sandi dan Realisasi OK Otrip

Penumpang yang melakukan perjalanan dengan angkutan kecil (angkot) sebagai angkutan umum pertama tak dikenakan pemotongan saldo pada kartu OK Otrip-nya.

"Jika pelanggan keluar rumah menggunakan angkutan kecil atau angkot dikenakan biaya 0 rupiah. Setelah itu apabila pelanggan menggunakan angkutan transjakarta baru terkena Rp 3.500," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, 14 Desember 2017.

Jika penumpang menggunakan moda transportasi itu antara pukul 05.00 hingga pukul 07.00, yang bersangkutan hanya dikenakan tarif Rp 2.000.

Tiga rute masih diproses

Hingga 100 hari kerja Anies-Sandi, Rabu (24/1/2018), OK Otrip diterapkan untuk tiga rute. Ketiga rute itu yakni Kampung Melayu-Duren Sawit, Semper-Rorotan, dan Kampung Rambutan-Pondok Gede.

Pada tahap awal, rencananya ada enam rute yang akan dilayani OK Otrip.

Tiga rute lainnya masih dalam proses untuk dioperasikan sambil menunggu penetapan harga rupiah per kilometer yang akan dibayarkan untuk moda transportasi yang tergabung dalam OK Otrip.

Penetapan harga itu sedang diproses Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Berdasarkan data yang disampaikan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, baru 46 angkot yang bergabung dengan OK Otrip.

"46 angkot, 2 operator, KWK dan Budi Luhur," kata Sigit kepada Kompas.com, Rabu malam.

Baca juga : Kadishub DKI Rayu Sopir Angkot Tanah Abang Ikut OK Otrip

Hingga kemarin, Sigit menyebut, sudah lebih dari 3.000 kartu OK Otrip terjual. Kartu itu dijual seharga Rp 40.000 dengan saldo Rp 20.000. Kartu OK Otrip dijual di beberapa halte transjakarta.

"Lebih dari 3.000 kartu (terjual), info dari PT Transjakarta," kata Sigit.

Sementara itu, soal penumpang, Sigit menyebutkan bahwa pada Rabu (24/1/2018), pengguna OK Otrip ada 2.445 penumpang.

Secara keseluruhan, lebih dari 15.000 penumpang menggunakan OK Otrip sejak diuji coba. "Kalau sejak 15 Januari 2018 ada 15.506 penumpang," ucap Sigit.

Kompas TV Anies Baswedan memaparkan raihannya bersama Sandiaga Uno selama memimpin Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com