Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Angkot yang Terintegrasi OK Otrip Belum Sesuai SPM?

Kompas.com - 19/01/2018, 14:59 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angkutan kota (angkot) yang terintegrasi program One Karcis One Trip (OK Otrip) belum menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Padahal, angkot sesuai SPM ini sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015.

Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, tahap awal program OK Otrip memang menggunakan angkot yang sudah ada.  

"Peraturan tersebut (angkot sesuai SPM) baru efektif Februari 2018, angkot yang digunakan OK Otrip pakai angkot eksisting. Namun, itu pun unitnya tergolong masih muda (baru)," ucap Shafruhan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/1/2018).

Ia mengatakan, Organda berkomitmen merevitalisasi semua angkot sesuai Permenhub SPM. Revitalisasi angkot akan dilakukan bertahap tergantung masa berlaku angkot itu sendiri.

Baca juga: DKI Targetkan 2.600 Angkot Terintegrasi OK Otrip

"Masuk Februari akan ada peremajaan beberapa angkot menggunakan unit baru yang sudah sesuai SPM, seperti sudah dilengkapi pendingin udara. Namun, itu akan dilakukan bertahap, tidak sekaligus," katanya.

Adapun, mulai Februari 2018 angkot akan direvitalisasi sesuai SPM, yakni dilengkapi pendingin udara, alat pemadaman api ringan, alat penanggulangan kecelakaan (P3K), pemecah kaca, dan penerangan. Selain itu, angkot juga wajib memasang stiker nomor telepon pengaduan serta larangan merokok.

Baca juga: Ada OK Otrip, Organda Minta Sopir Angkot Lain Legawa

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menjelaskan angkot yang akan direvitalisasi adalah yang usianya lebih dari 10 tahun.

"Pada 2015 hampir 95 persen angkot dan transportasi umum lain di DKI Jakarta sudah berusia lebih dari 10 tahun. Namun, karena tidak mungkin melakukan semua penertiban, maka dibagi tiga tahap yang terkahir pada Februari tahun ini (2018)," ucap Andri.

Baca juga: Menjajal Rute OK Otrip dari Naik Angkot hingga Transjakarta di Jakarta Utara

Sementara untuk jumlah angkot yang beredar di DKI mencapai 13.000 unit, tetapi yang aktif hanya 11.000 unit. Sisanya 2.000 unit dalam kondisi tidak layak jalan.

"Dari 11.000 unit itu, 95 persen pada 2015 dalam kondisi sudah melebihi usia pakai 10 tahun. Jadi, tahun ini bila tidak diremajakan tidak akan ada izin lagi," ujarnya.

Andri mengatakan, saat ini baru 100 angkot yang terintegrasi OK Otrip di enam rute. Keenam rute itu adalah Semper-Rorotan, Kampung Melayu-Duren Sawit, Kampung Rambutan-Pondok Gede, kawasan Jelambar, Pondok Labu, dan Warakas.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan segera merealisasikan program Ok-OTrip akhir tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com