JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, kemacetan di Tanah Abang sudah berlangsung sejak lama. Dia bingung kini kemacetan di Tanah Abang dipersoalkan.
"Dari dulu (Tanah Abang) macet enggak ribut-ribut begini. Giliran sekarang ada momen buat rakyat kecil, kok ribut," ujar Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Senin (29/1/2018).
Menurut Taufik, masalah kemacetan yang disebut meningkat di Tanah Abang bisa diselesaikan. Dinas Perhubungan DKI Jakarta bisa mengatur kembali manajemen lalu lintas di sana.
Seperti hari ini, sopir angkot trayek Tanah Abang melakukan unjuk rasa. Taufik mengatakan, hal itu karena belum ada manajemen lalu lintas yang baik.
Baca juga: Polisi: Jatibaru Ditutup, Kemacetan di Tanah Abang Meningkat 60 Persen
"Dibikin dong manajemen traffic yang bagus. Pasti ada solusi," katanya.
Dia berharap masalah kemacetan tidak dijadikan alasan untuk mengkritik penataan Tanah Abang. Masalah ini bisa diatasi dengan rekayasa lalu lintas. Taufik mengkritik polisi yang meminta Jalan Jatibaru Raya dibuka kembali karena kemacetan meningkat.
Baca juga: Sandi Akui Kemacetan di Tanah Abang Meningkat, tetapi Cuma 12 Persen
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra sebelumnya mengatakan, imbas penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menyebabkan kemacetan.
Atas dasar itu, pihaknya memberi surat rekomendasi ke Pemprov DKI Jakarta agar ruas jalan tersebut kembali dibuka.
"Berdasarkan pengamatan kami, 60 persen mengalami kenaikan (kemacetan)," ujar Halim, Jumat pekan lalu.
Halim mengatakan, imbas penutupan ruas jalan tersebut mengakibatkan kepadatan lalu lintas dari Jalan Fachrudin sampai dengan Tomang dan Slipi sampai dengan Tanah Abang. Hasil itu diketahui setelah pihaknya melakukan pengkajian selama satu bulan.