Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disnaker DKI: Kecelakaan Kerja yang Terjadi Terutama karena Pekerja Kelelahan

Kompas.com - 26/02/2018, 19:30 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi DKI Jakarta Priyono menyampaikan, ada pekerja proyek konstruksi di Jakarta yang bekerja melebihi jam normal. Ia menemukan adanya pengerjaan proyek yang dipercepat tetapi tidak disertai penambahan pekerja.

"Terus terang sesuai hasil pemeriksaan sementara, disimpulkan bahwa kecelakaan-kecelakaan yang terjadi ini terutama adalah faktor kelelahan. Jadi dari jam kerja, tentunya bisa ini dilakukan tiga shift namun kenyataannya kebanyakan menggunakan dua shift," ujar Priyono di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (26/2/2018).

Baca juga : Menteri PUPR Bantah Kecelakaan Konstruksi Terjadi karena Percepatan Pembangunan

Priyono menyampaikan, sebenarnya tak ada aturan khusus yang mengatur jam kerja di sektor konstruksi.

Biasanya, jam kerja dihitung 7 jam per hari atau 40 jam dalam sepekan. Aturannya, jika melebihi jam ini, perusahaan membayar uang lembur.

"Namun demikian ini juga tentunya perlu dipertimbangkan karena khususnya ini kerja konstruksi. Mungkin terpengaruh cuaca, malam hari, tentunya juga perlu dipertimbangkan," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta agar penanggung jawab proyek dan perusahaaan lebih memperhatikan keselamatan pekerja.

"Kita ingin menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu jangan sampai untuk mencapai target, kita tidak menambah lapangan kerja. Justru kita harus menambah lapangan pekerjaannya untuk memastikan kualitas dari pekerjaan dan keselamatan dari pekerjanya itu yang utama," ujarnya.

Baca juga : Satu Korban Jatuhnya Cetakan Konstruksi Tol Becakayu Jalani Operasi

Selain itu, Sandiaga mengimbau kepada pemberi kerja agar mendaftarkan tenaga kerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan.

Ia menyebut, dari 3,4 juta tenaga kerja yang ada di DKI, sebanyak 1,1 juta memiliki NIK DKI. Ia berharap jaminan ketenagakerjaan ini juga menyasar pekerja di sektor informal seperti pedagang pasar hingga pedagang OK OCE.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com