Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Memilih Menarik Becak sampai Mati, Hidup Saya dari Becak..."

Kompas.com - 13/03/2018, 20:46 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Marjan (65), seorang pengayuh becak sudah menarik becak di Jakarta sejak tahun 1960. 

Pria asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut berjuang bersama becaknya hingga kini tanpa mencari pekerjaan lain.

"Saya sudah senang dari dulu, zaman muda sampai sekarang. Di usia sekarang, saya memilih menarik becak sampai mati. Hidup saya sudah di sini dari dulu," kata Marjan kepada Kompas.com, di Pasar Pejagalan, Pekajon, Jakarta Barat, Selasa (13/3/2018).

Baca juga: Cerita Hasyim, 48 Tahun Menjadi Tukang Becak di Jakarta

Marjan mengaku sempat berhenti mengayuh becak karena dilarang di masa kepemimpinan Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto.

Namun, semangatnya untuk terus mengayuh becak tidak terhenti.

"Enggak ada becak juga zaman itu. Saya ingat pas Pak Harto bilang turun, malamnya jam 9 saya langsung pergi bikin becak lagi," ujarnya.  

Baca juga: Saya Deg-degan Belum Ada Stiker Becak, Takut Ditarik Kamtib

Bermodal Rp 250.000, ia membuat becak dan mempengaruhi teman-temannya mengayuh becak lagi. 

Marjan menceritakan ia dan rekan-rekannya pernah dipanggil mantan Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo untuk berbagi wawasan tentang becak.

Namun, ia mengatakan, becak semakin sulit beroperasi di Jakarta. Terlebih ketika mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengeluarkan Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. 

Baca juga: Sertani Puluhan Tahun Tinggal di Atas Becak di Jakarta

Perda itu melarang becak beroperasi di jalanan Jakarta. 

Marjan dulunya memiliki 7 unit becak, tetapi beberapa disita Satpol PP.

Hingga akhirnya ia tinggal memiliki 1 becak. 

Dalam sehari, Marjan bisa mendapatkan Rp 40.000 - Rp 50.000, sementara jika mendapatkan borongan bisa mencapai Rp 100.000 per hari.

Baca juga: Tukang Becak: Jangan Sampai Kita Dikejar Satpol PP Lagi kayak Maling

Baginya, ketika mendapat borongan dengan mengangkut barang dari pasar atau rumah warga bisa memenuhi kebutuhan harian.

Di Jakarta, ia tinggal bersama istri dan seorang anak yang masih duduk di bangku SMK.

"Daripada dikasih modal usaha, mending saya terus narik becak," ujarnya. 

Becak milik Marjan sudah terdaftar di Kelurahan Pekojan. Kendaraanya pun sudah ditempeli stiker sebagai penanda agar terhindar dari razia Satpol PP.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta akan memperbolehkan kembali pengoperasian becak di wilayah DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com