Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Hasyim, 48 Tahun Menjadi Tukang Becak di Jakarta

Kompas.com - 13/03/2018, 19:34 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasyim (68), menjadi pengayuh becak sejak tahun 1970 di Jakarta.

Selama 48 tahun bekerja, ia mengalami perbedaan dalam pendapatan yang membuatnya tidak bisa menabung.

Ia bekerja pukul 06.00-10.00 dan dilanjutkan 16.00-20.00 di kawasan Pekojan, Jakarta Barat. Sementara di waktu luang, ia memilih pulang untuk beristrihat.

Hasyim mengatakan, penghasilannya kini hanya cukup untuk menyetor harian kepada pemilik becak Rp 5.000 per hari.

Sisanya untuk makan dan memenuhi kebutuhan dengan sang istri.

"Ya, sekarang (pendapatan) per harinya palingan Rp 30.000-Rp 40.000. Kalau ada borongan baru bisa sampai Rp 60.000," kata Hasyim kepada Kompas.com di Pasar Pejagalan, Pekojan, Jakarta Barat, Selasa (13/3/2018).

Ia membandingkan jumlah pendapatan yang diraih beberapa tahun lalu dan kini.

Saat ini, ia sudah tidak bisa menginvestasikan penghasilannya. 

"Dari penumpang dulu memang dapat duitnya sedikit Rp 7.000-10.000, tetapi dulu itu Rp 10.000 bisa beli emas 1 gram. Sekarang dapat Rp 40.000 atau Rp 50.000 per hari enggak kebeli emas segram," ujarnya. 

Hasyim bertahan menjadi tukang becak karena ia tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga barang dan sampah.

Pria asal Karawang, Jawa Barat, tersebut memiliki enam orang anak yang disekolahkan hingga SMA. Empat diantaranya berada di kampung halaman dan sudah menikah, sementara dua lainnya tinggal terpisah di Jakarta.

Ia sempat ingin berhenti menjadi tukang becak karena usia yang semakin tua. Namun, ia tidak mengetahui akan bekerja apa jika tidak menjadi tukang becak. 

"Mau usaha apalagi saya sudah usia segini, kecuali kalau saya diberikan modal usaha, tetapi, ya, kan, modal uangnya enggak besar. Siapa juga yang mau kasih," kata Hasyim. 

Menggadaikan becak

Hasyim pernah menderita sakit yang membuatnya tidak bisa menarik becak selama beberapa minggu.

Halaman Berikutnya
Halaman:



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com