Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Pernah Dengar MP3 Ceramah Terdakwa Bom Thamrin Lewat Telegram

Kompas.com - 16/03/2018, 15:15 WIB
Nursita Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rekaman suara atau MP3 berisi ceramah terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada Januari 2016, Aman Abdurrahman, beredar dalam aplikasi percakapan Telegram.

Saksi Achmad Supriyanto yang dihadirkan dalam persidangan mengaku pernah mendengarkan MP3 tersebut melalui sebuah channel di Telegram. Namun, Supriyanto tak mengingat channel tersebut.

Mulanya, jaksa penuntut umum (JPU) memutar MP3 ceramah seorang laki-laki. Jaksa Anita Dewayani kemudian mengonfirmasi suara tersebut kepada Supriyanto.

Supriyanto mengaku mengenali suara tersebut dan menyebut itu suara Aman.

"Yang saudara dengar hal yang mana?" tanya Anita.

"Di channel-channel Telegram," jawab Supriyanto.

Baca juga : Kapolri Sebut Teroris Eks Kelompok Santoso Tinggal 10 Orang

Selain mendengarkan ceramah Aman melalui channel Telegram, Supriyanto mengaku pernah membaca buku seri materi tauhid karangan Aman meski hanya sekilas. Buku itu berisi tentang pembahasan tauhid dan akidah.

Tak hanya itu, Supriyanto pernah mendengarkan langsung tausiah Aman saat dia diajak ke Lapas Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Menurut dia, saat itu Aman hanya membahas soal utang piutang, pajak, dan hukum bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

"(Kata Aman) pajak haram, yang kedua waktu itu hukumnya mubah guru yang mengajar," kata Supriyanto.

Baca juga : Jaringan Teroris Bom Thamrin Gunakan Telegram untuk Berkomunikasi

Saat ini, Supriyanto menjalani hukuman penjara sebagai terpidana karena pernah mengikuti pelatihan militer di Filipina.

Adapun rekaman MP3 itu disebut dalam dakwaan Aman. Adapun Aman didakwa menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin.

Rekaman MP3 itu disebut sebagai salah satu cara Aman untuk menggerakkan orang melakukan teror.

Materi yang disampaikan Aman diambil dari buku atau kitab seri materi tauhid karangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com