Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Dharma Jaya Bicara soal Profesionalitas

Kompas.com - 19/03/2018, 10:14 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencairan dana subsidi daging ayam yang lambat oleh Pemprov DKI membuat Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumajati, kecewa dan memilih untuk mundur dari jabatannya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menanggapi masalah dana subsidi yang terlambat cair untuk Dharma Jaya itu tak membahas soal evaluasi di DKI guna mencegah peristiwa serupa terulang. Anies mempersilakan Marina mundur dan meminta dia profesional dengan tidak mengancam mundur.

"Jadilah orang profesional, titik,” kata Anies, Jumat (16/3/2018) lalu.

Baca juga : Anies: Kalau Dirut Dharma Jaya Mau, Mundur Saja, Enggak Usah Ancam-ancam

Soal profesionalitas Marina menjelaskan pekerjaannya memimpin BUMD Dharma Jaya, penyedia daging, yang nyaris bangkrut ketika dia masuk. Ketika ditarik mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 2015, Marina diminta membuat perusahaan yang berdiri tahun 1985 itu menyumbang keuntungan bagi DKI.

Tahun pertama menjabat adalah tahun tersulit baginya. Hal yang pertama dia bereskan terkait sistem kepegawaian.

"Kesulitan daripada memimpin Dharma Jaya adalah yang sudah terbiasa sekian puluh tahun bekerja dengan cara tidak ada aturan yang benar, tidak profesional, itu membuat kami harus mengubah," kata Marina di kantornya, Jumat lalu.

Marina menyebutkan, yang dibenahinya antara lain membina pekerja-pekerja lama, membuat skala gaji, dan peraturan perusahaan. Jika di perusahaan swasta umumnya Marina membutuhka waktu tiga bulan saja untuk lakukan pembenahan, di Dharma Jaya ia membutuhkan waktu dua kali lipat.

Baca juga : Dirut PD Dharma Jaya Ungkap Masalah Internal DKI karena Sudah Mentok

"Mereka itu terbiasa dulu tidak kerja profesional, tidak terbiasa bahwa usaha itu harus untung. Terbiasa ya udah, kalau udah ada anggaran ya dibuat anggaran. Tapi kan bisnis itu kan harus ada anggaran, kalau bisa efisien ya efisien gitu," kata dia.

Bukan cuma soal kepegawaian, Marina juga membenahi aset Dharma Jaya yang tercecer dan tidak dimanfaatkan dengan baik.

"Kemudian pembenahan aset, aset kami banyak dikuasai sama orag pihak ketiga, itu yang di mampang sudah 41 tahun dikuasai sama bekas orang DPRD, sekarang dibawa ke pengadilan," kata Marina.

Soal keuangan, Marina bercerita saat pertama masuk ia diwarisi kas Dharma Jaya yang besarnya hanya Rp 2,4 miliar. Tahun 2016 adalah masa pembenahan dan pada 2017 barulah PD Dharma Jaya memiliki keuangan yang baik.

Kendati sering dipersulit untuk mendapat tambahan modal, Marina mengatakan paling tidak di eranya dia bisa menyumbang keuntungan ke DKI, walau hanya Rp 1 miliar.

Masalah subsidi pangan yang membuatnya mundur bermula pada November 2017, ketika PD Dharma Jaya menjadi salah satu BUMD yang tidak akan diberikan penyertaan modal daerah (PMD) pada tahun 2018. PMD yang awalnya diajukan PD Dharma Jaya adalah Rp 39 miliar.

Namun atas arahan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, PD Dharma Jaya dan beberapa BUMD lainnya tidak diberikan PMD. Alasannya, supaya BUMD bisa mandiri tanpa terus menerus mendapatkan suntikan dana dari pemerintah.

Alih-alih mandiri, PD Dharma Jaya malah tidak bisa membeli stok daging subsidi untuk penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP). Selama ini dengan subsidi itu, pemegang KJP bisa membeli daging sapi dan daging ayam dengan harga murah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com