Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CW Sebut Bayar Menginap di Hotel Selama 10 Tahun dengan Voucher Pemberian

Kompas.com - 23/03/2018, 11:14 WIB
David Oliver Purba,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — CW, perempuan yang mengadopsi lima anak dan tinggal di hotel mewah selama 10 tahun, mengatakan, salah satu sumber dana yang digunakan untuk tinggal di hotel berasal dari pekerjaannya dalam bidang pengobatan.

CW mengatakan, sejumlah masyarakat yang mendatanginya untuk berobat memberikan voucher menginap di hotel dengan jumlah yang cukup banyak sebagai rasa terima kasih.

"Saya suka ngobatin orang, Pak, doa, ada bukti banyak sekali. Saya enggak narik uang, mereka kasih voucher hotel enggak habis-habis, Pak. Saya bisa nunjukin ke wartawan dan semua," ujar CW di Mapolda Metro Jaya, Kamis (22/3/2018).

Pekerjaan itu jugalah yang membiaya hidup sehari-hari CW dan anaknya. Termasuk ketika mereka bepergian ke sejumlah daerah.

Baca juga: CW: Kalau Tuduhan Tidak Benar, Apa Sanksinya untuk yang Fitnah Saya

CW mengatakan, polisi awalnya tidak memercayai bahwa hasil pengobatan itu yang membiayai hidupnya.

"Mereka tanyakan, kok, bisa pergi ke Surabaya, uangnya dari mana? Lho, memangnya saya mesti enggak punya apa-apa, memangnya saya mesti miskin," ujar CW.

Kasus yang menyeret nama CW berawal dari laporan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) kepada pihak kepolisian. LPAI mendapat laporan dari warga bahwa CW telah mengadopsi lima anak dan tinggal di hotel selama 10 tahun.

Baca juga: LPAI Nilai Kasus CW Bersama 5 Anak Adopsinya Penuh Kejanggalan

FA, salah satu anak yang diadopsi CW, melarikan diri dan bertemu dengan Y. Kepada Y, FA mengaku telah diperlakukan kasar dan dianiaya. Kerabat Y yang berinisial R mendengar hal ini dan mengadukan CW ke LPAI.

Polisi mendatangi hotel tempat CW menginap. Saat diperiksa, CW mengaku telah 10 tahun tinggal di tiga hotel yang berbeda di Jakarta. CW beralasan bahwa dia trauma pernah dirampok saat tinggal di rumahnya. Sistem keamanan di hotel dinilai lebih baik.

Baca juga: LPAI Siap jika Dilaporkan CW ke Polisi

Terkait dugaan penelantaran dan penganiayaan, CW membantah tuduhan itu. CW kemudian memolisikan Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak LPAI Reza Indragiri yang dianggap melakukan fitnah terhadapnya dengan memberikan pernyataan tidak benar kepada media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com