Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Upaya Pemprov DKI Tekan Konsumsi Listrik

Kompas.com - 26/03/2018, 10:48 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta berupaya mengurangi konsumsi listrik di Ibu Kota. Program Earth Hour menjadi solusi sederhana untuk mulai menggerakan minat warga agar menggunakan listrik secara efisien.

Program Earth Hour yang dilaksanakan Sabtu (24/3/2018) lalu selama satu jam di tujuh ikon Jakarta, termasuk Gedung Balai Kota Jakarta, berupa pemadaman lampu jalan di Jalan Medan Merdeka, serta pemadaman lampu di sejumlah kantor pemerintah daerah DKI menghemat listrik sebesar 169,9 MW.

Jumlah itu lebih besar dibanding penghematan listrik saat Earth Hour 2017 yang sebesar 157 MW. Jika dirupiahkan, pengehematan biaya listrik pada penyelenggaraan Earth Hour tahun ini sebesar Rp 249 juta. Jumlah itu lebih besar dibanding pada 2017 sebesar Rp 172 juta.

Penghematan terhadap efek rumah kaca tahun ini juga lebih signifikan dibanding tahun lalu. Pada 2017 , penghematan efek rumah kaca sebesar 112 ton karbondioksida, sedangkan tahun ini mencapai 122 ton karbondiakosida.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya merencanakan agar seluruh bangunan pemerintah menggunakan prinsip suistanable develpoment agar konsumsi energi lebih efisien.

Pihaknya juga tengah menggodok aturan agar prinsip-prinsip efisiensi listrik bisa diikuti  seluruh masyarakat.

Baca juga : Peringati Earth Hour, Lampu di Balai Kota DKI Dipadamkan

"Nanti ada roadmap-nya, intinya semua aturan-aturan yang bisa memudahkan masyarakat baik rumah maupun bisnis dan industri agar mereka hemat energi akan kami lakukan," kata  Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu.

General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan, efisiensi listrik di Jakarta diperlukan. Dibandingkan dengan Sumatera Selatan (Sumsel) dan Sumatera Utara (Sumut), beban puncak penggunaan listrik di Jakarta jauh lebih besar. Jika di Sumsel dan Sumut beban puncak masing-masing 2.000 MW, beban puncak di Jakarta mencapai 5.000 MW.

Konsumsi energi di Jakarta mencapai 37 TWh per tahun. Bandingkan dengan konsumsi energi di Sumatera hanya mencapai 32 TWh. Beban puncak penggunaan listrik di Jakarta terjadi pada pukul 14.00. Hal itu berbeda dibanding daerah lain yang beban puncaknya terjadi pada malam hari.

"Beban puncaknya (di Jakarta) rata-rata per tahun naik 5-6 persen," ujar Ikhsan di Balai Kota.

Ikhsan mengatakan, wajar bila di Jakarta penggunaan listrik begitu besar. Industri serta perputaran bisnis menjadi alasan besarnya konsumsi listrik Ibu Kota. Meski konsumsi listrik tetap tinggi, beberapa tahun belakangan konsumsi listrik di Jakarta sedikit menurun.

Hal itu terjadi karena sejumlah perusahaan memindahkan lokasi bisnisnya ke Jawa Barat dan Banten. Namun, jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura, beban puncak Jakarta 10 kali lebih kecil. Beban puncak listrik di Singapura mencapai 50.000 MW.

Baca juga : Padamkan Listrik Selama Satu Jam, Pemprov DKI Hemat Rp 249 Juta

Penggunaan sistem smart penerangan jalan umum (PJU) di Jakarta semakin menekan konsumsi listrik. Pada 2017, konsumsi listrik di Jakarta untuk PJU turun 30 persen dibanding 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com