JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda Yasin Pasaribu membenarkan banyak penghuninya yang menunggak biaya sewa.
Ia menyebut, nilai tunggakan itu mencapai miliaran rupiah.
"Memang benar kalau ada (penghuni) yang menunggak. (Angka) pastinya saya belum tahu berapa, tetapi (tunggakan sampai) Rp 10 miliar sekian itu," kata Yasin saat dihubungi, Senin (2/4/2018).
Baca juga: Tutupi Tunggakan, Penghuni Rusun Pulogebang Diberdayakan Membuat Batik
Ia mengatakan, berbagai alasan dikemukakan penghuni ketika tidak bisa membayar biaya sewa rusun.
Namun, lanjutnya, ada pula penghuni yang memang enggan membayar uang sewa rusun.
"Sebenarnya itu semua karena niat, kan? Kalau hitungannya dia merokok satu hari tiga bungkus, itu sudah hampir Rp 75.000, kan?" ujarnya.
Baca juga: Alasan Warga Rusun Menunggak, dari Jarang Ditagih hingga Terbebani Biaya Listrik Tinggi...
Yasin mengatakan, uang untuk membeli rokok lebih baik ditabung di bank untuk pembayaran biaya sewa rusun.
Menurut Yasin, penghuni tidak memprioritaskan pembayaran sewa rusun.
Meski demikian, ia mengatakan, ada penghuni yang benar-benar tidak bisa membayar sewa.
"Ada 30 persenlah yang (tidak bisa bayar sewa) karena ketidakmampuan," katanya.
Rusun Marunda mempunyai 2.880 unit yang tersebar di empat kluster.
Biaya sewa Rusun Marunda sekitar Rp 150.000 tergantung luas unit dan ketinggian lantai yang ditempati.