Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Uber Berpaling ke Go-Jek, Ini Kata Manajemen Grab

Kompas.com - 06/04/2018, 20:03 WIB
Stanly Ravel,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Diakuisisinya Uber oleh Grab menjadikan sejumlah mitra pengemudi Uber harus berpindah kemitraan agar dapat tetap menjadi pengemudi transportasi online.

Tak sedikit pengemudi Uber yang beralih ke perusahaan transportasi online lainnya, yakni Go-Jek Indonesia.

Mereka lebih memilih menjadi pengemudi Go-Jek dibandingkan menjadi mitra Grab. Rata-rata, para pengemudi Uber yang pindah menjadi mitra Go-Jek itu beralasan bahwa pendaftaran di Go-Jek lebih mudah dibandingkan persyaratan menjadi mitra Grab.

Menjawab hal ini, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa itu sepenuhnya hak dari mantan mitra Uber.

"Itu pilihan mereka. Kami di Grab tidak ada kompromi soal surat keterangan catatan kepolisian atau SKCK dan masalah kesalamatan," ucap Ridzki kepada sejumlah wartawan di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/4/2018).

Baca juga : Pengemudi Uber Berbondong-bondong Pindah ke Go-Jek

Ridzki menyampaikan bahwa Grab sangat mengutamakan faktor keselamatan, baik dari sisi penumpang maupun mitranya.

Karena itu, menurut dia, perlu ada keterangan yang jelas mengenai mitranya, termasuk syarat umum seperti surat izin mengemudi yang aktif.

Tidak hanya itu, pengendara ojek online yang bergabung ke Grab juga perlu mengikuti ujian keselamatan berkendara alias safety riding. Hal ini berguna untuk pembekalan dan mengasah kemampuan dalam berkendara.

"Kami mengutamakan keselamatan, mulai dari safety recruitment seperti backgroud dari mitra kami melalui SKCK itu. Mitra kami juga wajib mengikuti safety riding dan ini tidak bisa dikompromikan karena unsur penting," paparnya.

"Bila mereka lebih memiliki aplikator lain, silakan, yang jelas untuk Grab faktor keselamatan itu tidak ada kompromi," ujar Ridzki.

Baca juga : Alasan Pengemudi Uber Ini Lebih Memilih Pindah ke Go-Jek

Setelah memenuhi ketentuan yang ditetapkan, lanjut Ridzki, mitra pengemudi baru dapat mulai berkendara dan mendapatkan akun dalam waktu 24 jam.

Sementara itu, untuk jaminan kesejahteraan sendiri, Ridzki menceritakan bahwa Grab telah menjalankan berbagai inisiatif untuk menyejahterahkan pengemudinya, salah satunya program GrabSejahterah.

Dengan program tersebut, mitra Grab mendapat penghasilan 34 persen lebih banyak per jam dibandingkan upah rata-rata di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com