Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasihat Hukum Sebut Dokter Helmy Alami Gangguan Jiwa

Kompas.com - 12/04/2018, 21:39 WIB
Stanly Ravel,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Ryan Helmy, yang didakwa telah menembak mati istrinya yaitu dokter Lety, disebut kuasa hukumnya sempat depresi dan tidak ingin mendajukan eksepsi. Helmy disebut mengalami gangguan jiwa dan ingin mati saja.

Hal itu dikemukakan Eko Novriansyah Putra, salah satu anggota tim penasihat hukum Helmy, kepada wartawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis (12/4/2018).

"Kondisi dia (Helmy) memang tidak stabil, kalau lagi depresi dan obsesinya datang, dia rentan," kata Eko.

Baca juga : Jaksa Minta Hakim Tolak Eksepsi Kuasa Hukum Dokter Helmy

Eko mencontohkan, selesai sidang pertama Helmy terguncang dan tidak mau mengajukan eksepsi terhadap dakwaan yang dilayangkan JPU.

"Ngga mau eksepsi dia, malah nggomong biar cepet saja, karena kalau sidang teringat almarhumah, mati ajalah ngga apa-apa," kata Eko mengulang perkataan Helmy.

 Helmy juga dua kali mencabut kuasa hukum untuk pendampingan proses pengadilan.

"Kuasa hukum kami sempat dicabut dua kali oleh dia," ujar Eko.

Soal penolakan jaksa atas eksepsi terdakwa, Eko mengatakan pihak tetap pada nota keberatan tersebut. Menurut dia, klienya memang mengalami gangguan jiwa.

"Memang fakta penembakan ada pelaku juga dia (Helmy) tapi di sini masalahnya bukan itu, kami tidak alibi bahwa dia tidak bisa bertanggung jawab karena faktor kejiwaan, kami hanya minta kenapa tidak memeriksa orang yang dianggap tahu tentang masalah Helmy," paparnya.

Menurut Eko, ada fakta dan bukti kliennya mengalami ganguan jiwa. Jauh sebelum peristiwa penembakan, kliennya sudah bertemu dengan saksi yang merupakan ahli kejiwaan. Terdakwa , konsultasi dan diberikan obat untuk menangani masalah kejiwaannya.

"Masalahnya kenapa saksi yang menyatakan Helmy bermasalah tidak dipanggil. Ini sama saja hak dari terdakwan diabaikan," ujar Eko.

Helmy menembak mati Lety, istrinya, di klinik Azzahra, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, pada 9 November 2017. Helmi kesal lantaran tidak ingin diceraikan Lety.

Baca juga : Keluarga Dokter Lety Ingin Helmi Dihukum Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com