Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpukan Sampah Plastik di Kolong Tol yang Bertahun-tahun Diabaikan...

Kompas.com - 20/04/2018, 07:37 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA KOMPAS.com - Hamparan sampah yang berada di kolong Tol Pelabuhan, Papanggo, Jakarta Utara, menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga sekitar. Tumpukan sampah itu disebut sudah ada sejak dekade 90-an dan tidak pernah berkurang.

Timbunan sampah yang didominasi sampah rumah tangga itu memberi kesan jorok bagi kawasan di kolong jalan tol yang mestinya steril.

Jangan kan berkurang, warga setempat juga mengeluhkan sedikitnya petugas kebersihan yang diturunkan untuk mengangkut sampah-sampah di sana.

Baca juga : Foto dan Video Tumpukan Sampah Plastik Penuhi Kolong Tol Pelabuhan di Tanjung Priok

"Ini sampah sudah dari tol dibangun saja, tahun 1993. Semenjak ada tim oranye aja baru ada yang bersihin, ya baru-baru ini aja," kata Wakil Ketua RT 011/08 Papanggo, Asmadi, Rabu (18/4/2018).

Seorang warga bernama Nunung membenarkan pernyataan Asmadi. Ia menuturkan, baru beberapa waktu terakhir ia melihat petugas yang mengangkut sampah dari sana.

"Sebelumnya enggak ada, sekarang mah ada pasukan oranye dua kali. Waktu pas ada tim oranye aja lah, baru tahun kemarin kan ada tim oranye? Tadinya mah enggak ada," katanya.

Baca juga : Dari Baju sampai Cincin, Harta Karun Nunung di Balik Tumpukan Sampah

Lurah Papanggo Maryono mengatakan, akses yang sulit menuju lokasi tersebut membuat petugas kesulitan mengangkut sampah dan berakibat pada penumpukan sampah di sana.

"Dari tahun 1996 itu (sampahnya). Aksesnya susah jadi kendaraan tidak bisa masuk. Kita terpaksa pakai manual karena itu tertutup," kata Maryono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/4/2018).

Hamparan sampah memenuhi lahan di kolong Tol Pelabuhan di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (18/4/2018) sore.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Hamparan sampah memenuhi lahan di kolong Tol Pelabuhan di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (18/4/2018) sore.

Dibersihkan

Setelah menumpuk sekian lama, Kamis (19/4/2018) kemarin, ratusan petugas gabungan diturunkan untuk membersihkan sampah-sampah di sana.

"Hari ini tadi jumlah petugas dari PPSU Kelurahan 40 orang, ada juga dari Kebersihan. Pokoknya total 125 tadi tuh dari Kelurahan dan Kebersihan Kecamatan," kata Maryono.

Staf Lingkungan Hidup Kecamatan Tanjung Priok Tofan yang ditemui Kompas.com mengatakan, sedikitnya sudah ada satu ton sampah yang diangkut dari sana.

Baca juga : Hari Ini 1 Ton Sampah Telah Diangkut dari Kolong Tol Pelabuhan

Guna memudahkan mobilisasi, petugas menggunakan sejumlah gerobak motor (germor) untuk mengangkut sampah-sampah tersebut ke Tempat Pembuangan Sementara di Waduk Cincin.

"Ditransfernya dari germor itu ke Waduk Cincin, dari Waduk Cincin diangkut pakai truk besar ke Bantargebang. Truk enggak mungkin masuk ke sini," kata Tofan.

Proses pembersihan tersebut ditargetkan selesai dalam waktu kurang dari sebulan. Oleh karena itu, petugas dari berbagai instansi akan diterjunkan untuk ikut turun tangan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com