Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI: Warga Kampung Akuarium Dibuatkan "Shelter", Kenapa Korban Kebakaran Taman Kota Tidak?

Kompas.com - 04/05/2018, 20:16 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mempertanyakan perbedaan sikap Pemprov DKI terhadap warga Kampung Akuarium dengan warga Taman Kota. Warga Kampung Akuarium yang telah digusur kini dibuatkan shelter oleh Pemprov DKI.

Sedangkan korban kebakaran Taman Kota malah harus direlokasi.

"Kalau yang namanya Kampung Akuarium boleh, kenapa ini enggak boleh?" ujar Bestari ketika dihubungi, Jumat (4/5/2018).

Bestari mengatakan warga Kampung Akuarium akan dibuatkan permukiman di tempat tinggal lama mereka. Padahal itu merupakan lahan pemerintah.

Baca juga : Kata Sandiaga, Hanya Sebagian Kecil Warga Taman Kota yang Menolak Direlokasi

Kondisi di Kampung Akuarium tidak berbeda dengan di Taman Kota, Kembangan Utara. Warga sadar bahwa itu merupakan lahan milik pemerintah.

Namun, mereka baru mengalami musibah kebakaran. Bestari mengatakan warga meminta Pemprov DKI memberi mereka kesempatan untuk pulih lagi.

Warga korban kebakaran Jalan Perumahan Taman Kota, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat sudah mulai kembali membangun rumah mereka pada Selasa (17/4/2018)RIMA WAHYUNINGRUM Warga korban kebakaran Jalan Perumahan Taman Kota, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat sudah mulai kembali membangun rumah mereka pada Selasa (17/4/2018)

"Mereka sadar kok itu punya pemda, tapi sementara ini mereka ingin tata dulu hidup mereka sebentar. Kalau sudah kuat, kembali lagi harta benda, pindah enggak apa-apa," ujar Bestari.

Lagipula, kata dia, Pemprov DKI juga belum punya perencanaan jelas untuk memanfaatkan lahan fasos fasum itu.

Baca juga : Tolak Direlokasi, Korban Kebakaran Taman Kota Demo di Balai Kota

Adapun, Bestari telah mengantar beberapa warga Taman Kota untuk menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Bestari meminta Pemprov DKI menunda penggusuran di tempat itu dan memberi solusi seperti di Kampung Akuarium.

"Surat saya sudah masuk untuk penundaan. Kan janji Gubernur dan Wagub waktu kampanye kan tak ada lagi gusur menggusur," kata dia.

Adapun, kebakaran melanda Jalan Perumahan Taman Kota pada 29 Maret lalu. Rumah warga ludes dilalap api.

Kemudian, Pemprov DKI berencana untuk merelokasi warga ke Rusun Rawa Bebek karena ternyata selama ini mereka menggunakan lahan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com