Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Ungkap Kronologi Peristiwa Anaknya yang Tewas di Monas

Kompas.com - 05/05/2018, 15:26 WIB
David Oliver Purba,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Djunaidi, ayah dari MJ (13) yang diduga tewas saat acara pembagian sembako di kawasan Monuman Nasional, Jakarta, pekan lalu, menceritakan kronologi kematian anaknya yang diduga meninggal akibat desakan dan impitan pengantre sembako.

Menurut Djunaidi, kejadian itu bermula pada pukul 06.30 WIB, Sabtu pagi, 28 April 2018. Saat itu Djunaidi yang tinggal di Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengantarkan istrinya ke Stasiun Kota. Istri Djunaidi berencana berobat ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat.

Setelah kembali ke rumah pukul 08.30 WIB, Djunaidi pamit bekerja kepada MJ. Adapun, Djunaidi bekerja sebagai sopir di salah satu perusahaan swasta di daerah Kelapa Gading.

Kepada MJ, Djunaidi berpesan agar tidak meninggalkan rumah sebelum ibunya pulang.

"Saya pulang ke rumah. Pukul 08.30 WIB mau berangkat kerja saya pesan ke anak saya agar enggak kemana-mana, terus saya berangkat," ujar Djunaidi, usai memenuhi panggilan polisi di Direktorat Krimsus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (5/5/2018).

Baca juga: Dua Bocah Meninggal di Monas, Panitia "Untukmu Indonesia" Cek Rekaman Video Drone

Pukul 15.00 WIB, istri Djunaidi pulang ke rumah. Namun, rumah dalam keadaan kosong dan MJ tidak berada di rumah.

Istri Djunaidi kemudian menghubungi Djunaidi untuk menanyakan keberadaan MJ. Djunaidi menduga MJ sedang main bersama temannya. Hingga pukul 16.00 WIB, Djunaidi kembali mendapat kabar dari istrinya bahwa MJ masih belum berada di rumah.

Dari informasi tetangga, sejak Sabtu siang itu MJ pergi ke Monas bersama temannya yang bernama Am. Namun, berdasarkan informasi ibunya Am, Am telah kembali ke rumah sedangkan MJ tidak ikut bersamanya.

"Mamanya Am tanya, dia (MJ) kan di rumah dipanggil 'sosis', terus tanya, 'Sosis sudah pulang apa belum?'. Istri saya jawab, belum. Padahal Am sudah pulang duluan. Lalu istri saya inisiatif untuk datang ke Monas," ujar Djunaidi.

Baca juga: Laporan Ibu yang Anaknya Meninggal di Monas Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya

Mendapat kabar itu, Djunaidi bergegas mendatangi Monas menggunakan sepeda motor yang diparkir di luar Stasiun Gambir. Di sana telah telah menunggu istri dan keponakannya.

Djunaidi kemudian berinisiatif untuk meminta bantuan polisi dan panitia untuk mencari anaknya. Djunaidi menyebar foto dan ciri-ciri MJ. Selain itu, Djunaidi, istri, dan keponakannya berpencar untuk mencari keberadaan MJ.

Setelah cukup lama mencari, sekitar pukul 20.00 WIB Djunaidi kembali ke lokasi tempat dia memarkirkan kendaraannya. Namun, motor Djunaidi tak lagi terlihat.

Djunaidi tidak mempedulikan motornya, dan tetap mencari anaknya dengan harapan bisa ditemukan.

Ayah MJ (13), Djunaedi menceritakan kronologi kematian anaknya yang diduga meninggal saat mengantre sembako di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu pekan lalu usai diperiksa di Ditkrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (5/5/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Ayah MJ (13), Djunaedi menceritakan kronologi kematian anaknya yang diduga meninggal saat mengantre sembako di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu pekan lalu usai diperiksa di Ditkrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (5/5/2018).
Sekitar pukul 21.00 WIB, Djunaidi mendapat telepon dari orang yang diduga salah satu panitia acara. Djunaidi dan keluarganya diajak ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.

Sesampainya di sana, petugas rumah sakit langsung mengantarkan Djunaidi ke ruang pasien. Adapun petugas mempertemukan Djunaidi dengan pasien dengan ciri-ciri yang sempat disebutkan Djunaidi kepada polisi dan panitia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com