"'Bapak, anak Bapak ciri-cirinya besar, gemuk, rambut keriting?'. 'Iya, benar'. Saya dibawa ke ruang pasien lalu ditunjukan, 'Ini Pak'. Saya bilang, bukan (MJ). Di situ saya pikir, 'ini kenapa-kenapa'," ujar Djunaidi.
Baca juga: Polisi Dituntut Minta Maaf jika Salah Beri Keterangan soal Bocah yang Tewas di Monas
Petugas kemudian membawa Djunaidi ke ruang jenazah. Di ruangan itu Djunaidi diperlihatkan jasad seorang anak laki-laki yang ternyata merupakan MJ.
Djunaidi menanyakan penyebab kematian MJ. Di hidung MJ terlihat bercak darah.
Adapun dokter yang menangani MJ mengatakan, sekitar pukul 15.30 WIB dua petugas Satpol PP membawa MJ ke rumah sakit dengan kondisi tidak sadarkan diri. Setelah diberikan penanganan, pukul 19.40 WIB, MJ dinyatakan meninggal.
'"Menurut dokter anak saya masuk pukul 15.30 WIB, dibawa dua petugas Satpol PP, tidak sadarkan diri. Menurut petugas Satpol PP (MJ) ditemukan di luar (Monas)," ujar Djunaidi.
"Saya tanya apa anak saya dianianya. Dokter jawab, tidak. Tapi saya penasaran kenapa mengeluarkan darah terus. Kata dokter suhu badannya di atas normal melebih 42 derajat Celcius," ucap Djunaidi.
"Dia bantu, enggak turun-turun suhunya, sudah enggak sadar diri, kejang-kejang. Sekitar 19.40 WIB dia bilang anak saya sudah tidak ada. Dan itu pembuluh pecah dan karena dehidrasi tinggi. Saya bilang enggak usah diotopsi," ujar Djunaidi.
Selain MJ, bocah MR (11) juga diduga meninggal akibat terimpit massa saat pembagian sembako yang digelar Forum Untukmu Indonesia.
Adapun keluarga MR melaporkan ketua panitia Dave Santosa ke Bareskrim Polri atas dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.