JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah MJ (13), yaitu Djunaidi, pernah menanyakan penyebab kematian anaknya kepada dokter yang menangani putranya itu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat.
Diduga MJ meninggal akibat terhimpit massa saat pembagian sembako yang digelar Forum Untukmu Indonesia di kawasan Monumen Nasional (Monas), Sabtu pekan lalu.
Djunaidi sempat menduga, anak pertamanya itu mengalami penganiayaan karena melihat darah yang bercucuran dari hidung MJ. Namun, dokter yang menangani MJ mengatakan, MJ meninggal karena dehidrasi.
"Saya tanya apa anak saya dianiaya. Dokter jawab tidak. Tapi saya penasaran kenapa mengeluarkan darah terus. Kata dokter suhu badannya di atas normal, melebihi 42 derajat celcius. Dia bantu, enggak turun-turun suhunya, sudah enggak sadar diri, kejang-kejang. Sekitar (pukul) 19.40 WIB dia bilang anak saya sudah tidak ada, dan itu pembuluh pecah dan karena dehidrasi tinggi," kata Djunaidi usai diperiksa di Ditkrimsus Polda Metro Jaya, Sabtu (5/5/2018).
Baca juga : Ayah Ungkap Kronologi Peristiwa Anaknya yang Tewas di Monas
Dari keterangan teman MJ, yaitu Amal yang pergi bersama MJ ke Monas, mereka sempat mengantre untuk mendapatkan makanan di kerumunan massa. Keduanya sempat terdorong hingga terjatuh. Kejadian itu membuat keduanya terpencar.
Amal akhirnya kembali ke rumah sekitar pukul 16.00, sedangkan MJ hingga malam belum juga kembali sebelum akhirnya diketahui meninggal saat mendapat perawatan di RSUD Tarakan.
Dua petugas Satpol PP yang mengantar MJ ke rumah sakit mengatakan, MJ ditemukan meninggal di luar kawasan Monas. Djunaidi mengatakan enggan melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian putranya itu.
"Katanya sempat dapat makan di sana. Saya senang anak saya dapat makan di sana, takutnya kelaparan. Pas mulai pembubaran (bagi-bagi sembako), anak saya berdua pegang-pegangan, temanya terjatuh didorong, ya sudah, di situ pisah dan panik. Anak saya panik mungkin cari-cariaan," ujar Djunaidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.