Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mami Papi Bisnis "Esek-esek" di Kalibata City Dapat Rp 200.000

Kompas.com - 06/05/2018, 22:30 WIB
Stanly Ravel,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Peran papi mami alias mucikari yang dilakoni H (31) dan M (35) dalam bisnis "esek-esek" di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, cukup penting.

Keduanya bisa dibilang sebagai fasilitator yang membuat bisnis ilegal tersebut berjalan lancar selama satu tahun. Mulai dari menyediakan para terapis, mencari konsumen, kamar ekseskusi, sampai menyuplai kondom.

Bicara soal keuntungan, rupanya sudah ada perjanjian bagi hasil antara terapis dan kedua mucikari tersebut. Hal ini diungkapkan Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary.

"Mami papi atau mucikari dapat Rp 200.000 dalam tiap transaksi, sedangkan terapisnya dapat Rp 300.000," katanya saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (6/5/2018).

Baca juga: Begini Modus Pelaku Bisnis Esek-esek Berkedok Pijat di Kalibata City

Menurut dia, konsumen dibebankan biaya sekali esek-esek sebesar Rp 500.000. Sementara para mucikari tersebut sudah mulai beroperasi sejak pukul 09.00 WIB hingga subuh.

"Kalau soal keuntungan nanti dulu, tapi yang jelas mereka mulai beroperasi dari pukul 09.00 WIB pagi sampai subuh," ujarnya.

Ketika ditanya jumlah terapis siap saji yang ditawarkan oleh keduanya, Kanit IV Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahanu mengatakan, jumlahnya kurang lebih 11 wanita.

"Yang kami periksa ada sekitar 11 wanita, usia mereka masih tergolong muda, di bawah 27 tahun," ucapnya.

Rovan menyebutkan, para wanita tersebut berasal dari beberapa wilayah di Pulau Jawa.

Mengenai bagaimana prosesnya sampai bisa terlibat dalam dengan para mucikari tersebut masih didalami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com