Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prosedur Pesan Ambulans Sertakan Fotokopi KTP dan KK Akan Dievaluasi

Kompas.com - 28/06/2018, 10:19 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi prosedur permohonan ambulans.

Hal itu dilakukan setelah Halddi, warga Tambora, Jakarta Barat merasa dipersulit karena dimintai fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) saat ingin memesan ambulans untuk ibunya pada Selasa (26/6/2018) malam.

"Memang mungkin harus diperbaiki. Artinya sering orang itu panik seperti itu, padahal kan ya tenang aja nanti pasti kami akan tangani," kata Koesmedi kepada Kompas.com, Rabu.

Menurut Koesmedi, biasa petugas ambulans tak akan memaksakan KTP dan KK diserahkan saat itu juga dalam bentuk fotokopian. Biasanya, warga bisa menunjukkan KTP atau KK asli untuk kemudian difoto oleh petugas, atau mengirimkan fotonya lewat WhatsApp.

Baca juga: Mau ke IGD Pakai Ambulans tetapi Diminta Fotokopi Dulu? Keburu Wafat Mama Saya

Persyaratan menyerahkan salinan KTP dan KK itu sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan ambulans.

"Masyarakat memang harus dicerahkan cara menggunakan ambulans. Kalau tidak ada fotokopi pasti akan difoto digunakan WA, tapi tetap akan dievaluasi kembali," ujar Koesmedi.

Selain evaluasi prosedur, Koesmedi juga menjelaskan bahwa dulu sempat ada upaya meningkatkan kecanggihan layanan 112. Layanan 112 ingin agar bisa mengetahui langsung posisi penelepon sehingga ambulans bisa langsung menuju rumah pasien tanpa pengecekan alamat dan verifikasi yang berbelit.

"Waktu itu kan kami sedang coba perbaiki namun belum bisa. Kami bisa langsung tahu lokasinya orang yang telepon itu di mana. Kalau di luar negeri kan bisa tahu, oh lokasi orangnya di sini. Jadi langsung ambulans menuju ke situ," kata Koesmedi.

Halddi, warga Tambora, Jakarta Barat, sebelumnya mengeluhkan pelayanan ambulans Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Ketika akan membawa ibunya berobat ke rumah sakit pada Selasa malam, Haldi dimintai fotokopi Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Saya baru hari ini mau minta bantuan Ambulans Pemda DKI, telepon lewat 112. Diangkat, lalu diminta fotokopi KTP pasien dan fotokopi KK. Saya pegang aslinya saat ini. Mau masuk IGD, tapi ke tempat fotokopi dulu? Keburu mati mama saya," kata Halddi ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu kemarin.

Halddi bercerita fotokopian itu diminta untuk diserahkan ketika ambulans datang ke rumah. Kendati ia sudah menjelaskan ibunya dalam keadaan darurat, operator 112 tetap menuntut agar ada fotokopi KK dan KTP.

Baca juga: Kadis Kesehatan DKI Kaget Ada Warga Dipersulit Pesan Ambulans

Operator menolak memotret KK dan KTP atau memfotokopinya nanti di rumah sakit.

Karena kecewa, ia akhirnya membawa ibunya ke RSUD Tarakan menggunakan taksi online. Ia berharap DKI mengevaluasi mekanisme permohonan ambulans yang menurutnya sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com