Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Seharusnya PKL Asemka Ditertibkan, Itu Sudah Urusan Satpol PP..."

Kompas.com - 28/06/2018, 15:31 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat Nuraini Silviana mengatakan, pedagang yang berjualan di bahu Jalan Asemka hingga Museum Mandiri adalah pedagang liar. 

Ia mengatakan, para pedagang kaki lima itu bukanlah pedagang binaan Dinas KUMKMP DKI maupun Sudin KUMKMP Jakarta Barat. 

"Mereka (pedagang yang berjualan di bahu jalan) adalah pedagang liar yang datang sewaktu-waktu, bisa juga ada yang memfasilitasi mereka. Pastinya mereka bukan pedagang binaan kami," kata Silvi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/6/2018). 

Baca juga: Pedagang Ini Nyaman Jualan di Pinggir Jalan Pasar Asemka, meski Dagangan Diserempet Mobil

Silvi mengatakan, pedagang binaan merupakan pedagang-pedagang yang telah direkomendasikan lurah dan wali kota. 

"Kalau mau jadi pedagang binaan, harus direkomendasikan lurah atau wali kota untuk berjualan di kolong. Tanda pedagang binaan itu kiosnya memakai rolling door yang ada di sepanjang kolong flyover, pedagang binaan," ujarnya. 

Ia menambahkan, petugas Satpol PP seharusnya menertibkan para pedagang yang masih nekat berjualan di bahu jalan. 

Baca juga: Pernak-pernik Lebaran Banyak Dijual di Pasar Asemka

Dengan demikian, keberadaan para PKL tidak mengganggu pejalan kaki dan arus lalu lintas. 

"Harusnya sih mereka (PKL Asemka) ditertibkan ya. Itu sudah urusan Satpol PP," ucap Silvi.  

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, banyak pedagang yang membuka lapak di trotoar dan bahu jalan.

Baca juga: Mulai dari Pernak-pernik hingga Pohon Natal, Semua Ada di Pasar Asemka

Banyak juga pengendara motor yang parkir sembarangan di bahu jalan.

Kondisi tersebut menimbulkan kemacetan sehingga membuat para pengendara mobil dan motor harus mengurangi laju kendaraan mereka.

Para pejalan kaki juga harus berhati-hati berjalan di sepanjang ruas Jalan Asemka jika tidak ingin diserempet pengendara motor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com