Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Jakarta Akan Menerapkan Sistem "Double Track" di SMK

Kompas.com - 30/06/2018, 16:37 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan dual based system atau double track pada pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk meningkatkan jumlah siswa.

Dengan sistem ini, waktu belajar siswa akan dibagi secara berkala antara sekolah dan praktik di tempat kerja.

"Kalau kami bisa laksanakan program double track ini maka kapasitas SMK kita akan bisa meningkat drastis. Kalau satu minggu (siswa) berada di sekolah, satu minggu berada di tempat kerja, maka saat itu sebenarnya kapasitas SMK naik dua kali lipat," ujar Anies dalam pencanangan revitalisasi SMK di SMKN 26 Jakarta, Jakarta Timur, Sabtu (30/6/2018).

Baca juga: Mulai Revitalisasi SMK, Anies Merasa Tuntaskan Kerjanya di Kemendikbud Dulu

Cara tersebut bisa menambah jumlah siswa karena ruangan yang sama bisa digunakan bergantian oleh siswa.

Siswa yang ditampung pun bisa lebih banyak tanpa harus membangun gedung sekolah baru.

"Dan tidak kalah penting bukan hanya belajar teori, tetapi lebih banyak praktik-praktik yang ada di dunia industri dan bisnis," katanya.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Bangun 42 SMK Baru hingga 2022

Anies ingin sistem ini sudah bisa diterapkan pada tahun ajaran 2019.

Pada pencanangan revitalisasi SMK ini, Anies juga mengungkapkan komitmen Pemprov DKI menambah gedung SMK.

Menurut rencana, ada 42 gedung SMK baru yang akan dibangun sampai tahun 2022.

Baca juga: Tips Memilih SMK dalam PPDB 2018

Siswanya ditargetkan bertambah hingga 45 persen.

Pada pencanangan itu, Anies juga menyampaikan pesan kepada perwakilan perusahaan swasta yang menjadi mitra SMK.

Anies mengatakan, kontribusi pihak perusahaan dibutuhkan bukan hanya untuk menyediakan lapangan pekerjaan, melainkan juga untuk memberi masukan seputar kurikulum pembelajaran.

Baca juga: PPDB SMA dan SMK Jabar Melebihi Kuota

"Tolong bantu membuat kurikulum kita menjadi jauh lebih dekat dengan kenyataan yang ada di dunia nyata. Karena sering kali kurikulum kita sesak padat dengan muatan penyusun kurikulum," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com