JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hitungan hari, Lapangan Banteng, di Jakarta Pusat, yang telah selesai direvitalisasi akan segera diresmikan Pemprov DKI Jakarta.
Yori Antar dari HAP Architects, berharap proyek yang mereka kerjakan bisa memberikan dampak positif, terutama menghilangkan kesan negatif yang dulu sempat melekat pada Lapangan Banteng.
"Kita tahu lah, dulu kawasan ini punya citra yang kurang baik, suka dipakai nongkrong dan kegiatan negatif lainnya. Kita harap, dengan pemugaran ini, bisa menghilangkan kesan itu (negatif) dari sini," ucap Yori, saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (12/7/2018).
Baca juga: Pertunjukan Air Mancur Menari di Lapangan Banteng Hanya Diputar Akhir Pekan
Menurut dia, selain punya nilai sejarah, Lapangan Banteng punya nilai strategis. Setelah direvitalisasi, potensi sisi komersilnya diperkirakan bakal tinggi.
Yori mengatakan, dengan wahana yang kini tersedia, semua kegiatan yang bersifat komersial bisa digelar di Lapangan Banteng.
"Hampir semua acara bisa dilakukan. Mulai untuk upacara, musik, sampai fashion show juga bisa, tinggal bagaimana nanti kepengurusannya saja. Kalau dari saya, saat ini potensi komerisal Lapangan Banteng cukup tinggi," ujar Yori.
Lapangan Banteng kini memang sangat berbeda dari sebelumnya. Proses revitalisasi tidak hanya sekadar merenovasi, namun dibuat berkonsep untuk mengintegrasi antara satu dan lainnya.
Baca juga: Peresmian Lapangan Banteng Tunggu Kesiapan Area Main Anak
Karena itu, Yori membagi Lapangan Banteng dalam tiga zona, yakni zona utama di Monumen Pembebasan Irian Barat, zona olahraga, dan zona taman.
Yori menyebut, fokus utama dalam revitalisasi adalah mengembalikan fungsi Monumen Pembebasan Irian Barat yang dulu sempat tidak terlalu menonjol.
"Sekarang kita buat lebih terbuka, untuk monumen kita atur supaya lebih menonjol dari lainnya. Makanya, kemarin kita sempat minta untuk pohon besar yang menutupi monumen di pangkas dan kita ganti dengan pohon yang ukurannya sedang," ujar dia.