Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Waterway" Marunda-Muara Baru, Dulu Diresmikan Jokowi Kini Tak Beroperasi Lagi

Kompas.com - 20/07/2018, 07:22 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Bertepatan dengan hari Valentine lima tahun lalu, yaitu 14 Februari 2013, Joko Widodo atau Jokowi yang ketika itu menjabat gubernur DKI Jakarta meresmikan moda transportasi laut berupa waterway.

Waterway dikembangkan Pemprov DKI Jakarta saat itu demi memberikan alternatif bagi warga Muara Baru yang mengalami kesulitan menuju Rumah Susun Marunda.

Tahun 2013 ada ribuan warga Muara Baru yang sebelumnya tinggal di bantaran Waduk Pluit dipindahkan ke Rusun Marunda yang berjarak sekitar 20 kilometer ke arah timur.

"Karena menurut saya, itu sesuatu yang harus dikembangkan. Untuk memberikan sebuah alternatif kepada masyarakat, bisa lewat air, jalan. Pokoknya mengembangkan transportasi massal," kata Jokowi saat itu.

Ketika pertama kali diresmikan, Pemprov DKI Jakarta menyediakan dua kapal. Saat itu, Pemprov DKI juga menggratiskan biaya perjalanan.

Baca juga: Warga: Setelah Pak Ahok Diganti Sudah Enggak Ada Waterway

Jokowi, yang kini menjadi Presiden Republik Indonesia, mempunyai mimpi besar terkait moda waterway itu. Ia berharap, moda transportasi itu bisa menjamah wilayah-wilayah lain selain Marunda dan Muara Baru.

"Ini sementara belum karena ini perintisan. Gratis dulu, nanti kalau sudah jadi bisnis, jalan. Mungkin nanti perjalanannya dari Duren Sawit, Marunda, Ancol-Muara Baru, Muara Baru-Angke, agar beban di jalan juga lebih berkuranglah," kata Jokowi.

Tinggal Kenangan

Suasana di Blok C Rusun Marunda, Jakarta Utara, Jumat (23/2/2018)KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Suasana di Blok C Rusun Marunda, Jakarta Utara, Jumat (23/2/2018)
Cita-cita besar Jokowi agaknya tidak terwujud. Jangankan berkembang, waterway Marunda-Muara Baru pun tak bisa bertahan.

"Sudah tidak beroperasi lagi, sudah tidak. Saya enggak tahu mulai kapan berhenti beroperasi. Saya datang Januari 2017 itu sudah tidak beroperasi," kata Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Marunda Yassin Pasaribu kepada Kompas.com Kamis (19/7/2018) kemarin.

Yassin mengaku tidak tahu-menahu alasan berhenti beroperasinya waterway tersebut. Ia mengatakan, ketika menduduki jabatan kepala UPRS Marunda, fasilitas tersebut sudah tidak beroperasi.

Dari pantauan Kompas.com, area di seberang Kluster B Rusun Marunda yang disebut menjadi lokasi berdirinya dermaga terapung tempat kapal waterway bersandar kini dipagari tembok beton. Pagar besi yang menjadi satu-satunya akses terkunci.

Baca juga: Warga Marunda: Sudah Ada Busway, Angkot, Jadi Enggak Perlu Waterway

Sebuah papan pengumuman terpampang di dekat pintu gerbang.

"Dilarang Masuk Tanpa Izin. Tanah Milik PT KBN (Persero). Berdasarkan Sertifikat HPL No 1/Marunda," begitu bunyi papan itu.

Seorang pekerja yang keluar dari area proyek menyebut dermaga apung tempat kapal bersandar sudah tidak ada. Ia menambahkan, tidak sembarang orang boleh mengakses area itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com