Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Aksi di Depan Balai Kota Minta Anies Tidak "Nyapres"

Kompas.com - 23/07/2018, 12:21 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Massa yang berasal dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), dan Serikat Becak Jakarta (Sebaja) melakukan aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/7/2018).

Mereka menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak maju pada pemilihan presiden 2019, 

Pantauan Kompas.com, pukul 10.00, sebagian besar massa datang mengendarai sepeda motor dan berkumpul di depan Balai Kota.

Massa datang membawa spanduk berisi keinginan mereka agar Anies tetap menjalankan pemerintahan di DKI Jakarta selama 5 tahun.

Ada 15 polisi berjaga di depan pagar Balai Kota untuk menjaga keamanan aksi. Mayoritas massa merupakan ibu-ibu yang membawa anak mereka yang masih kecil.

Baca juga: Cerita Anies soal Isu Capres dan Kebetulan-kebetulan yang Terjadi...

Koordinator JRMK Eny mengatakan, aksi yang dilakukan warga merupakan harapan agar Anies tetap menjalankan program 5 tahun yang dinilai pro rakyat kecil.

"Kami merasakan 8 bulan enak betul enggak ada masalah. Kami memilih Pak Anies bukan untuk 8 bulan, tapi 5 tahun," ujar Eny di depan Balai Kota DKI Jakarta.

Massa yang berasal dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), dan Serikat Becak Jakarta (Sebaja) melakukan aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak maju pada pemilihan presiden 2019, Senin (23/7/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Massa yang berasal dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), dan Serikat Becak Jakarta (Sebaja) melakukan aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak maju pada pemilihan presiden 2019, Senin (23/7/2018).

Eny mengatakan, program Anies yang dianggap pro rakyat yaitu penataan kampung di DKI Jakarta.

Program Anies tersebut direalisasikan dengan mengeluarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 878 Tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanakan Penataan Kampung dan Masyarakat.

Baca juga: Anies: Saya Fokus di Jakarta, Sudah Ada Calon Namanya Pak Jokowi, Namanya Pak Prabowo...

 

Selain itu, diizinkannya becak beroperasi di Jakarta dianggap sebagai langkah yang tepat untuk membantu perekonomian rakyat miskin.

"Makanya kami mencoba untuk membuktikan ke Pak Anies kalau kami cinta dengan Pak Anies. Kan sudah santer terdengar kalau Pak Anies mau maju. Kami khawatir pengalaman dengan Pak Jokowi terulang," ujar Eny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com