JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono berpendapat, masyarakat harus bisa meninggalkan angkutan pribadi dan beralih ke transportasi umum untuk menekan kemacetan lalu lintas yang makin parah di Jakarta.
Sayangnya dia menilai, masyarakat khususnya pemilik kendaraan pribadi, enggan meninggalkan kendaraan mereka untuk kemudian beralih ke transportasi umum.
"Selama ini masyarakat sudah seperti terninabobokkan menggunakan kendaraan pribadi. Bayangin, mereka rela bayar tol kena macet tiap hari tapi tidak komplain, apa itu namanya tidak terninabobokkan. Ini berarti ada pergeseran nilai sosial," kata Bambang, kepada Kompas.com di Epicentrum, Selasa (24/7/2018).
Baca juga: ERP Dioperasikan April 2019, Setelah MRT Beroperasi
Hal ini bukan tanpa sebab. Bambang mengatakan, selama ini, pemerintah sudah terlambat menyediakan moda transportasi umum yang memadai.
Sementara di sisi lain, tingkat produksi kendaraan pribadi semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan tingginya mobilitas masyarakat ke Ibu Kota.
"Bayangkan, pergerakan orang di Jakarta itu 50 juta per hari, otomatis mereka menggunakan angkutan yang bisa mereka gunakan, yaitu angkutan pribadi. Nah, karena itu, pemerintah perlu mengadakan aturan-aturan," ucap dia.
Baca juga: Kurangi Kemacetan, Sandiaga Bilang Akan Ada Jalur Transjakarta di Tol Dalam Kota
Bambang menilai, perlu ada pergerakan cepat untuk mengatasi hal ini, karena bila tidak, situasi lalu lintas akan makin tidak terkendali.
"Kita harus ubah pola-pola pergeseran seperti ini, kita harus bertanggung jawab untuk mengembalikan layanan ke masyarakat, sekali pun masyarakatnya enggak sadar seperti yang tidak komplain tadi," ujar dia.