Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Rusun Karang Anyar yang Sudah Kumuh

Kompas.com - 08/08/2018, 15:59 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perumahan dan Permukiman DKI Jakarta mencoret anggaran pembangunan tiga unit rusun pada APBD DKI 2018. Salah satu rusun yang anggarannya dicoret berada di Rusun Karang Anyar di Jakarta Pusat.

Kompas.com melihat kondisi rusun yang telah dibangun tahun 1980 itu, Rabu (8/8/2018).

Rusun Karang Anyar terletak di Gang Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kondisi jalan untuk sampai ke rusun tersebut sempit. Pengendara mobil harus berhati-hati ketika melintas karena jalan hanya cukup untuk dua mobil yang berpapasan.

Baca juga: Pergantian Gubernur Jadi Alasan Anggaran Pembangunan 3 Rusun Dicoret

Saat berada di gerbang masuk rusun, tampak tanda-tanda rusun itu sudah tidak laik huni. Empat tiang penyangga yang berada sisi dan kanan pintu masuk terlihat retak dan atasanya keropos.

Dari pintu masuk, tampak wajah depan rusun tidak terawat dan kumuh. Cat bangunan luntur, tembok bangunan mengalami retak dan sompel. Di retakan tembok tumbuh tetumbuhan yang sudah cukup lebat.

Baca juga: Kondisi Memprihatinkan, Rusun Karang Anyar Akan Segera DirevitalisasiSelain tembok, sejumlah jendela serta atap terlihat rusak berat. Kabel-kabel juga telihat menjuntai tak beraturan. Ada juga besi yang terpasang di tembok serta tempat lampu sudah berkarat.

Pipa pembuangan dan got untuk menampung limbah juga terlihat tidak terurus dan rusak. Sebagin besar tembok dicoret-coret dengan cat semprot.

Kondisi Rusun Karang Anyar di Jakarta, Rabu (8/8/2018). Sebagian tembok mengalami keretakan, cat dinding luntur, jendela unit rusun rusak, dan sejumlah kabel menjuntai tak beraturan.KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Kondisi Rusun Karang Anyar di Jakarta, Rabu (8/8/2018). Sebagian tembok mengalami keretakan, cat dinding luntur, jendela unit rusun rusak, dan sejumlah kabel menjuntai tak beraturan.
Di sisi barat rusun, ada sebuah bangunan yang temboknya dijebol. Salah seorang petugas keamanan yang berjaga di rusun mengatakan, tembok itu dijebol sebagai tempat pembuangan sampah para penghuni rusun.

"Ya memang dari dulu dijebol ya. Ini kan untuk buang sampah dari sini," ujar petugas keamanan bernama Sugeng itu.

Kompas.com mencoba melihat kondisi bagian dalam rusun 4 lantai itu. Tampak para penghuni rusun menjemur pakaian di depan pintu unit rusunnya dengan menggunakan kayu atau bambu yang disangkutkan dari satu sisi pagar pembatas ke sisi lain.

Kondisi di bagian dalam rusun juga sama tidak terawatnya dengan bagian depan rusun. Cat tembok berwarna kuning terlihat telah luntur dan sejumlah tembok mengalami retak.

Ada 358 unit rusun di Rusun Karang Anyar yang dibagi menjadi 4 blok, yaitu A,B,C, dan D. Rusun dibagi dua jenis, rusun tipe 27 yang memiliki satu kamar dan tipe 18 yang tidak memiliki kamar.

Ukuran keduanya juga hampir sama sekitar 4x4 meter. Ada 1.500 penghuni Rusun Karang Anyar. Mereka telah menghuni rusun tersebut sejak rusun tersebut dibangun.

Kondisi Rusun Karang Anyar di Jakarta, Rabu (8/8/2018). Sebagian tembok mengalami keretakan, cat dinding luntur, jendela unit rusun rusak, dan sejumlah kabel menjuntai tak beraturan.KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Kondisi Rusun Karang Anyar di Jakarta, Rabu (8/8/2018). Sebagian tembok mengalami keretakan, cat dinding luntur, jendela unit rusun rusak, dan sejumlah kabel menjuntai tak beraturan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com