Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersih dan Nyaman, Kesan Pedagang tentang Fresh Market PIK

Kompas.com - 30/08/2018, 15:16 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang di Fresh Market Pantai Indah Kapuk mengaku senang berdagang di pasar tradisional yang berdiri sejak 2008 lalu itu.

Sejumlah pedagang yang ditemui Kompas.com Kamis (30/8/2018) mengatakan, kebersihan dan kenyamanan merupakan faktor utama yang membuat mereka betah berdagang di sana.

"Cleaning service-nya tiap hari ada, dia selalu keliling. Setiap ada sampah, langsung dia pungutin, makanya lihat tuh, bersih kan?" kata Sumanto, pedagang ikan.

Lelaki yang sudah sepuluh tahun berdagang di sana itu bercerita, pengelola pasar memang menekankan pentingnya kebersihan kepada para pedagang.

Baca juga: Mengunjungi Fresh Market PIK, Pasar yang Disebut DPRD Jadi Contoh Pasar di Jakarta

Ia mengatakan, tak sedikit pedagang yang sempat mendapat surat peringatan karena lalai dalam menjaga kebersihan lapaknya.

"Kalau kita bandel, pengelola langsung tegur, kalau enggak, langsung dikeluarin. Belum ada sih yang dikeluarin, paling diperingati, tapi dia langsung sadar," kata Sumanto.

Sidik, pedagang daging, mengaku lebih senang berdagang di Fresh Marker PIK setelah puluhan tahuh berdagang di beberapa pasar tradisional di Jakarta.

"Di sini kebersihan, keamanan, dan kenyamanannya juga lebih terjamin. Kayaknya saya enggak ada pengalaman enggak enak," ujar Sidik.

Sidik menyebut, ada petugas kebersihan dan keamanan yang senantiasa berkeliling pasar. Kamera-kamera CCTV juga selalu menyorot aktivitas di pasar itu.

Ia menambahkan, kualitas dagangannya juga meningkat seiring berdagang di sana. Sebab, para pembelinya mengincar daging dengan kualitas lebih baik.

Baca juga: Minta PMD, PD Pasar Jaya Mau Buat Pasar Buku yang Bisa Jadi Tempat Penitipan Anak

"Dari segi harga lumayan lebih baik, cuma mereka maunya daging yang spesial. Tetapi, alhamdulillah lebih untung di sini, kalau pasar tradisional daging yang jelek juga laku tapi harganya di bawah standar," kata dia.

Sementara itu, Ahmad Putra mengaku, senang berdagang di Fresh Marmet PIK karena tidak perlu khawatir dengan panas dan hujan.

Ia menyebut, hiruk-pikuk aktivitas perdagangan di Fresh Market PIK terbilang lebih tenang ketimbang pasar-pasar lainnya.

"Kalau pasar biasa, orang mau beli harus tumpang-tindih, sisa jalannya sempit. Kalau di sini enaknya orang mau jalan bebas, mau beli milih-milih bebas, enggak harus sempit-sempitan," kata pedagang sayur itu.

Baca juga: PD Pasar Jaya Bantah Ukuran Kios seperti Kuburan

Sebelumnya, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PAN Nur Afni Sajim menantang PD Pasar Jaya untuk menyulap pasar-pasar yang di Jakarta menjadi bersih seperti Fresh Market PIK, agar meningkatkan minat warga berbelanja di pasar tradisional.

"Bapak (Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin) lihat tuh, pasar tradisional modern Pantai Indah Kapuk, Bapak bisa enggak jadikan PD Pasar itu seperti itu?" ujar Afni, dalam rapat banggar di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Rabu (29/8/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com