JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penerapan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor pelat ganjil dan genap usai Asian Para Games 2018 harus dikaji lagi. Sebab, dampaknya belum tentu sebaik hasil evaluasi ganjil genap yang diterapkan untuk jangka pendek.
"Nah di beberapa negara kita saksikan ketika ganjil genap diubah menjadi jangka panjang, perubahan perilaku jangka pendek ke jangka panjang itu berubah," ujar Anies di Halte Bank Indonesia, Jalan M.H Thamrin, Selasa (4/9/2018).
Anies mengatakan, dampak kebijakan ganjil genap dalam jangka pendek bisa memindahkan warga dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Namun dalam jangka panjang, banyak warga yang akan memilih menambah kendaraannya.
Baca juga: Suara Warga soal Perpanjangan Ganjil-Genap Jakarta
Jika hal itu terjadi, kemacetan bukannya berkurang. Kemacetan di Jakarta justru bertambah karena kendaraan pribadi semakin banyak. Karena itu, dia ingin keberlanjutan kebijakan ini betul-betul dikaji.
"Jangan sampai kebijakan ini justru membuat kendaraan di Jakarta jumlahnya lebih banyak karena ganjil genap yang sifatnya permanen. Jadi belum ada rencana mempermanenkan ganjil genap," kata dia.
Kebijakan ganjil genap telah diperpanjang sampai 13 Oktober atau sampai Asian Para Games 2018 berakhir.
Namun, kali ini sistem itu tidak berlaku pada Sabtu dan Minggu. Selain itu, sistem ganjil genap juga tidak diterapkan di Jalan Benyamin Sueb di Jakarta Pusat dan Jalan Metro Pondok Indah di Jakarta Selatan.
Saat Asian Para Games dimulai, sistem ganjil genap baru diterapkan lagi di Jalan Benyamin Sueb.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.