Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Normalisasi di 2019, PDI-P Nilai Ada Komunikasi yang Tak Lancar dengan Pusat

Kompas.com - 03/10/2018, 19:56 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, ada komunikasi yang tidak lancar antara Pemprov DKI dengan pemerintah pusat terkait normalisasi.

Hal ini ditunjukan dengan keputusan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang tidak menganggarkan kegiatan normalisasi dalam APBN 2019.

"Ini kan soal komunikasi antara pusat dan pemda. Seharusnya pemda itu intens berkomunikasi dengan pusat terkait pengentasan persoalan normalisasi kali ini, sehingga bisa sama-sama menganggarkan," ujar Gembong, ketika dihubungi, Rabu (3/10/2018).

Gembong mengatakan, BBWSCC tidak menganggarkan kegiatan normalisasi karena belum ada lahan yang dibebaskan Pemprov DKI.

Baca juga: Normalisasi Sungai, BBWSCC Pertanyakan Nasib Pembebasan Lahan oleh Pemprov DKI

 

Sementara itu, Pemprov DKI juga tersendat dalam melakukan pembebasan lahan.

Gembong mengatakan, seharusnya Dinas Sumber Daya air aktif berdiskusi dengan BBWSCC terkait program normalisasi agar jadwal penganggarannya tidak terlambat.

"Jadi, biar sejalan, di 2019 dari pemerintah pusat bisa menganggarkan dan pemda DKI menyatakan komitmen untuk melakukan pembebasan. Begitu DKI selesai pembebasan lahan, bisa dilakukan pembangunan atau normalisasi oleh BBWSCC," kata Gembong.

Sebentar lagi pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2019 dimulai.

Gembong mengatakan, fraksinya akan mendorong Dinas Sumber Daya Air untuk menganggarkan pembebasan lahan semaksimal mungkin.

Dengan begitu, penundaan normalisasi pada tahun 2019 tidak berlanjut sampai 2020. "Pasti kami akan dorong agar itu dianggarkan di 2019 nanti," kata dia.

Baca juga: BBWSCC Ingatkan Pemprov DKI untuk Awasi Pembuangan Limbah

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan membenarkan BBWSCC mempertanyakan nasib pembebasan lahan yang dikerjakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Terkait itu, Pemprov DKI memastikan proses pembebasan lahan itu tetap berjalan.

Dinas Sumber Daya Air masih berupaya membebaskan lahan untuk normalisasi Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan, dan Kali Sunter. Normalisasi itu nantinya akan dikerjakan BBWSCC.

Teguh berharap, pembebasan lahan di tiga lokasi itu bisa berjalan maksimal pada tahun ini.

Dia mengakui, membebaskan lahan tidak mudah dan harus dikerjakan dengan sangat hati-hati, sebelum Dinas Sumber Daya Air akhirnya melakukan pembayaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com