Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Katanya Pintu 10 Dibuat Khusus Penyandang Disabilitas, tetapi Saat Itu Kami Dilarang Masuk"

Kompas.com - 08/10/2018, 21:12 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Federasi Penyandang Cacat untuk Indonesia Mahmud Fasa mengatakan, panitia penyelenggara Asian Para Games 2018 atau Inapgoc harus meningkatkan koordinasi antar panitia.

Ia mengatakan, komunikasi yang kurang efektif itu menyebabkan penonton disabilitas kesulitan masuk ke dalam arena Gelora Bung Karno (GBK).

"Saat ingin menonton opening ceremony, kami kebingungan masuk lewat pintu mana. Katanya kami bisa lewat pintu mana saja bahkan pintu 10 dibuat khusus penyandang disabilitas, tetapi saat itu aparat kepolisian melarang kami masuk," ujar Mahmud kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).

Baca juga: BRI Turut Meriahkan Opening Ceremony Asian Para Games 2018

"Kami disuruh masuk lewat pintu 5, 6, atau 7 dan itu jauh banget. Setelah kami sampaikan kalau kami boleh masuk lewat pintu mana saja, akhirnya kami diperbolehkan (masuk). Itu kan contoh koordinasi dan komunikasi yang kurang," sambung dia.

Selain itu, Mahmud juga menyampaikan sebagian besar penyandang disabilitas yang memakai kaki palsu masuk ke dalam venue tanpa dibantu panitia.

Padahal, kata Mahmud, mereka kesulitan naik tangga venue pertandingan.

Baca juga: Medali Perak Terakhir Settiyo Budi Hartanto di Asian Para Games

"Saya hanya penyandang disabilitas yang tangannya diamputasi sehingga saya masih bisa naik tangga tanpa bantuan. Kalau teman saya yang memakai kaki palsu harus naik sendiri, setidaknya ya dibantu panitia yang bertugas di venue pertandingan," ujar Mahmud.

Oleh karena itu, ia berharap Inapgoc mengevaluasi kekurangan-kekurangan terkait penyelenggaraan Asian Para Games 2018.

Ia menilai pesta olahraga tersebut seharusnya bisa dinikmati seluruh penyandang disabilitas di Indonesia dengan perasaan bahagia.

Baca juga: Menko Puan Bawakan Merah Putih di Pembukaan Asian Para Games 2018

"Semoga saja saran-saran dari kami diterima dan dilakukan evaluasi. Masih tersisa beberapa hari ke depan, kami sangat mengapresiasi acara ini. Jadi, kami ingin pelayanan yang lebih baik," kata dia. 

Berdasarkan pantauan Kompas.com di arena GBK pada Senin pagi hingga malam hari, pengunjung GBK didominasi siswa-siswi sekolah di Jakarta diantaranya siswa siswi yang berasal dari SMK 18 Jakarta dan SMA 112 Jakarta.

Tidak tampak pengunjung disabilitas yang merasa kebingungan dalam arena GBK atau merasa kesulitan mengakses venue pertandingan.

Baca juga: Grab Sediakan Golf Car dan Selter Selama Asian Para Games

Kompas.com masih berusaha mengonfirmasi perihal kurangnya komunikasi antar panitia kepada Ketua panitia Asian Para Games (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari.

Namun, Okto belum menjawab sambungan telepon dan pesan singkat melalui WhatsApp yang dikirimkan Kompas.com.

Seperti diketahui, pergelaran Asian Para Games 2018 digelar pada 6-13 Oktober 2018.

Baca juga: INFOGRAFIK: Suparniyati Meraih Medali Emas Kedua Asian Para Games 2018

Pesta olahraga ini diikuti sekitar 3.000 atlet dan ofisial dari 43 negara peserta dengan melibatkan 8.000 relawan, 5.000 pekerja lapangan, dan diliput 800 media dari dalam dan luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Megapolitan
Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Megapolitan
Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Megapolitan
Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung

Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Kisah Endang, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Bandara Jeddah

Kisah Endang, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Bandara Jeddah

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur

Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur

Megapolitan
Wakil Wali Kota Jakut Juaini Yusuf Cari Peruntungan Dagang Hewan Kurban

Wakil Wali Kota Jakut Juaini Yusuf Cari Peruntungan Dagang Hewan Kurban

Megapolitan
Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Megapolitan
JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jaklingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jaklingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Megapolitan
Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com