JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang binaan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang terus menjamur di sekitar lapak usaha mereka.
Keberadaan PKL yang bukan pedagang binaan mengakibatkan barang dagangan pedagang PIK Penggilingan sulit laku. Seorang pedagang binaan Bambang (47) mengaku kurang menyetujui sikap pengelola PIK yang memperbolehkan PKL yang bukan binaan berdagang di tempat tersebut.
“Ini kami yang lagi sepi pembeli malah ditambah lagi pesaing, yang ada kami semakin hancur,” kata Bambang, Senin (15/10/2018).
Baca juga: Menengok Perkampungan Industri Kecil di Pulogadung
Pedagang lainnya, Ahmad menyebut keberadaan PKL itu sudah hampir setahun belakangan ini. Ia juga merasa kurang nyaman lantaran PKL berjualan tepat di depan toko-toko pedagang binaan.
“Kalau seperti ini namanya membunuh kami secara perlahan-lahan. Kami yang jelas-jelas terdaftar malah mendapatkan perlakuan seperti ini,” ujar Ahmad.
Ahmad menduga maraknya PKL yang bukan binaan karena ada campur tangan petugas PIK Penggilingan yang melegalkan dengan memungut biaya dari para pedagang itu.
“Bukan rahasia umum lagi menjamurnya pedagang karena harus bayar, apalagi ini pedagang kaki-5 malah makin banyak,” kata dia.
Bambang dan Ahmad serta rekan lainnya sudah melaporkan hal itu ke kantor Kecamatan Penggilingan tetapi belum ada tanggapan.
“Kalau begini, kami harus lapor siapa? Padahal kami setiap bulan sudah bayar retribusi,” keluh Bambang.
Plt UPK PIK Penggilingan Cakung Samsu Rizal membantah pihaknya melegalkan PKL seperti yang dikeluhkan pedagang binaan.
“Saya jamin tak ada aksi itu, saya juga akan periksa masalah ini di dalam UPK PIK,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.