Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Dekompresi, Polri Imbau Penyelam Terapi Hiperbarik

Kompas.com - 05/11/2018, 15:28 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak RS Polri Kramatjati mengimbau kepada para penyelam baik dari instansi TNI maupun Polri atau pun dari relawan agar segera melakukan terapi hiperbarik di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Penanggung jawab pelaksanaan terapi Hiperbarik RS Polri AKBP Karjana mengatakan, terapi hiperbarik disarankan untuk para penyelam, sebab hal tersebut sudah masuk dalam SOP (Standar Operasional) penyelam yang diatur oleh perkumpulan dokter bidang kelautan.

"Kami mengimbau baik dari penyelam relawan maupun TNI, Polri diharapkan untuk mengantisipasi penyakit dekompresi dengan melakukan terapi hiperbarik," kata Karjana di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

Baca juga: RS Polri Berikan Terapi Oksigen Hiperbarik untuk Penyelam yang Cari Lion Air JT 610

Adapun tahapan terapi hiperbarik di RS Polri, menurut Karjana, pertama-tama penyelam yang datang kemudian akan dilakukan assessment meliputi identitas, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat penyelaman dan penerbangan terakhir kali.

"Kemudian pemeriksaan medis umum. Setelah itu hasilnya kami analisis apakah pasien memenuhi syarat atau tidak. Kalau tidak memenuhi syarat seperti lagi batuk atau pilek, ya itu kami tunda dulu beberapa hari baru kami lakukan terapi hiperbarik," jelas Karjana.

Terapi hiperbarik dilakukan dengan durasi sekitar dua jam di ruangan udara bertekanan tinggi atau RUGT.

Baca juga: Berpedoman Waktu SAR, 4 Penyelam Babel Ditarik Pulang dari Operasi Pencarian Lion Air

Di ruangan tersebut, pasien akan diarahkan masuk ke dalam tempat yang diatur tekanannya sesuai kedalaman laut di perairan Karawang. Namun hal itu dilakukan secara bertahap.

"Kalau kedalaman di Karawang itu bisa mencapai 30-35 meter berarti bisa dikasih tekanan di dalam ruangan itu hingga 14 atmospehere di RUGT," ujar Karjana.

Terapi hiperbarik dilakukan guna mencegah penyakit dekompresi.

Dekompresi muncul ketika penyelam yang masih kelebihan nitrogen naik ke permukaan terlalu cepat.

Baca juga: Menhub Sebut Penyelam yang Tewas Saat Cari Korban Lion Air adalah Pahlawan Aviasi

Perubahan tekanan dari tinggi ke rendah yang terlalu cepat menimbulkan dekompresi dan bisa menyebabkan kematian secara mendadak.

Terapi didorong untuk dilakukan guna menghindari insiden pada Jumat (2/11/2018) lalu, di mana relawan penyelam bernama Syachrul Anto meninggal karena decompression sickness atau penyakit dekompresi saat pencarian pesawat Lion air PK-LQP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com