Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Petugas Badan Air Menjelang Musim Hujan di Jakarta

Kompas.com - 13/11/2018, 15:57 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang musim hujan, petugas UPK Badan Air menjadi sosok yang paling disibukkan. Mereka mesti berjibaku membersihkan sampah supaya air sungai tidak meluap dan menyebabkan banjir.

Selasa (13/11/2018), Kompas.com bertemu dengan dua orang petugas UPK Badan Air Kecamatan Penjaringan yang bertugas di sekatan Kali Cagak.

Malik dan Musa, nama kedua petugas tersebut, yang mengatakan bahwa penanganan sampah di musim hujan jauh lebih sulit dari hari-hari biasa.

"Kalau musim hujan, sampah itu padat, susah ditangani. Apalgi bukan sampah organik gitu, sampah campuran punya lah. Mau gamau kita nyebur," ujar Musa.

Baca juga: Jelang Musim Hujan, Petugas Pengangkut Sampah di Kali Cagak Ditambah

Musa menuturkan, bukan perkara mudah menceburkan diri di kencangnya arus sungai dan tumpukan sampah sambil mengumpulkan sampah. Malik, rekan Musa, memgamini pernyataan itu.

Walau dibekali pelampung dan alat pengaman lainnya, Malik merasa pekerjaannya itu bak mempertaruhkan nyawanya.

"Sulitnya itu kalau hujan petir kemampuan kan terbatas ya, jadi manusiawi ya. Kalau dari segi fisik manusia, kalau membahayakan ya kami enggak memaksakan," kata Malik.

Baca juga: Sampah Plastik hingga Kasur Penuhi Kali Cagak Saat Musim Hujan

Malik mengatakan, dirinya punya persiapan khusus jelang musim hujan ini dengan cukup istirahat dan mengonsumsi asupan bergizi.

Menurutnya, petugas UPK Badan Air wajib memiliki kondisi yang fit karena mereka harus bersiaga 24 jam setiap harinya.

"Tiap malam siaga banjir baik di placement atau keliling di setiap sekatan-sekatan. Setiap orang pasti kebagian, tiap malam 26 orang di Penjaringan," ucap Malik.

Baca juga: Musim Hujan, Kali Cagak dan Cakung Drain Diprediksi Dipenuhi Sampah Kiriman

Dengan segala tantangan itu, Musa berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan sehingga tidak menyulitkan pekerjaan para petugas UPK Badan Air.

"Kami jangan dibilang mentang-mentang wah gaji Rp 5,7 juta tapi kalau dinilai gaji segitu dengan pengorbanan kami di lapangan ya besar banget itu resikonya," katanya.

Sementara itu, Malik menilai air di sungai harus bersih dari sampah karena air itulah yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat.

"Masyarakat harus lebih aware lagi dengan sungai kita, karena sungai ke laut lalu menjadi air hujan yang kita pakai bersama-sama," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com