Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Pantai Milik DKI untuk Antisipasi Banjir Rob Rampung 2020

Kompas.com - 22/11/2018, 21:47 WIB
Nursita Sari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, tanggul pantai atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) fase A yang dibangun Dinas SDA ditargetkan rampung seluruhnya pada 2020.

Tanggul pantai yang menjadi kewajiban Pemprov DKI dibangun di tiga lokasi, yakni Kamal Muara, Pasar Ikan, dan Kali Blencong Marunda, Jakarta Utara.

Tanggul pantai itu dibangun untuk mencegah terjadinya banjir rob, khususnya di utara Jakarta.

Baca juga: Ditargetkan Rampung Desember, Ini Fungsi Tanggul NCICD di Marunda

"Pembangunan tanggul pantai untuk antisipasi rob, banjir di kawasan utara," ujar Teguh saat dihubungi, Kamis (22/11/2018).

Teguh menyampaikan, pembangunan tanggul pantai yang membutuhkan waktu hingga 2020 yakni di kawasan Kamal Muara. Progres pembangunan di sana baru berjalan sekitar 40 persen.

"Kalau Kamal Muara, bicara target 2020-lah baru selesai," kata dia.

Menurut Teguh, masih ada warga di Kamal Muara yang keberatan dengan pembangunan tanggul pantai. Hal itu menjadi kendala lambatnya pembangunan tanggul pantai di sana.

Namun, Teguh memastikan pembangunan tetap berjalan.

Baca juga: Pembangunan Tanggul NCICD di Marunda Dikebut

"Jadi, yang seharusnya di sana totalnya itu sekitar 740 meter, kami paling di sana sekitar 300-an meter (yang sudah dibangun) tahun ini, tapi nanti kami kejar," ucapnya.

Sementara itu, pembangunan tanggul pantai di Pasar Ikan ditargetkan rampung akhir tahun ini dan pembangunan di Kali Blencong selesai pada 2019.

"Untuk Pasar Ikan Luar Batang, tahun ini selesai, karena hanya tinggal sedikit, itu di depan Museum Bahari. Kalau yang untuk Blencong, untuk 2019 itu Blencong tinggal kami finishing saja, selesai," kata Teguh.

Tanggul pantai di utara Jakarta dibangun oleh beberapa pihak, yakni Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta perusahaan swasta yang beraktivitas di kawasan pesisir Jakarta.

Baca juga: Warga yang Tergusur karena Proyek NCICD Ditempatkan di Rusun Marunda

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya memastikan, pihaknya telah menyiapkan antisipasi terkait ancaman banjir Jakarta.

Salah satunya yakni dengan membangun NCICD.

"Mengapa di sana dibangun program NCICD dengan pemerintah pusat? Untuk tanggul yang berada di pantai, dan itu akan kami teruskan, kami akan tuntaskan. Harapannya untuk menjaga, mengamankan," ujar Anies, Rabu (21/11/2018).

Adapun calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut bahwa air di laut utara Jakarta akan mencapai Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, pada tahun 2025.

Baca juga: Sebanyak 148 KK di Cilincing Akan Digusur untuk Proyek NCICD

Hal itu disampaikan Prabowo berdasarkan prediksi United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Air laut di bagian utara Jakarta meninggi, UN memprediksi, diperkirakan air di Tanjung Priok pada 2025 akan sampai pada Hotel Kempinski, Hotel Grand Hyatt, Bundaran HI," ujar Prabowo saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com