Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Ada Empat Faktor Utama Kemacetan di Jalan DI Panjaitan

Kompas.com - 05/12/2018, 15:17 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sutimin mengatakan, ada empat faktor utama penyebab kemacetan yang belakangan ini terjadi di Jalan DI Panjaitan, Cipinang, Jakarta Timur.

Empat faktor tersebut yakni hilangnya jalur lambat yang sebelumnya ada, keberadaan halte bus transjakarta, putaran ke arah Kebon Nanas, dan pintu keluar Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu).

"Faktor pertama hilangnya jalur lambat akibat pembangunan Tol Becakayu. Jalur yang tersisa hanya dua jalur sehingga tak mampu menampung volume kendaraan yang melintas," ucap Sutimin saat dihubungi pada Rabu (5/12/2018).

Baca juga: Jalan DI Panjaitan Macet Imbas Pertemuan Kendaraan dari Tol Becakayu

Kemacetan ini diperparah dengan keberadaan halte bus transjakarta dan putaran ke arah Kebon Nanas yang biasanya menyebabkan antrean di lajur kanan Jalan DI Panjaitan.

"Jalur yang tersisa sekarang hanya dua, sementara di jalan itu ada putaran balik dan halte transjakarta, belum lagi akses keluar tol," ujarnya.

Untuk mengurai kepadatan lalu lintas ini, Satuan Wilayah Lalu Lintas Jakarta Timur menyiagakan petugas di sekitar pintu keluar tol dan putaran arah Kebon Nanas.

"Ada dua tim yang kami siapkan, mereka bergantian berjaga di sekitar pusat kemacetan," kata dia.

Baca juga: Dalam 2 jam, 30 Mobil Langgar Ganjil-Genap di Jalan DI Panjaitan

Sejumlah pengendara mengeluhkan kemacetan yang kerap terjadi di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

Kemacetan panjang terjadi sejak pintu keluar Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) mulai diuji coba pada Oktober 2018 lalu.

Salah satu pengendara, Faisal Anwar (33) mengatakan, kemacetan yang terjadi disebabkan oleh penyempitan jalan akibat mobil yang keluar dari tol Becakayu.

"Sekarang macet tambah parah, banyak mobil keluar dari Tol Becakayu langsung memotong jalur, kadang malah mereka enggak mau ngalah," ucap Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com