Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sekitar Lautan Sampah di Bekasi Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 08/01/2019, 17:37 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Amin, warga Desa Setia Mulya mengatakan, kondisi air di permukiman dan sekitarnya sudah tidak bagus pasca-tercemarnya air Kali Pisang Batu di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang dipenuhi sampah.

Dia mengatakan, kondisi air kali yang hitam pekat serta menimbulkan bau menyengat berdampak pada air perumahan dan sumur di permukiman warga yang ikut menjadi bau.

Baca juga: Cerita Warga Sekitar Lautan Sampah, Takut Banjir dan Kena Air Langsung Gatal

"Air di sini sudah jelek, tapi enggak warna hitam kayak di kali. Nah pas dua minggu hampir sebulanan ini air mulai hitam karena air kali penuh sampah," kata Amin kepada Kompas.com, Selasa (8/1/2019).

Amin menambahkan, air sumur juga mulai menghitam pasca-kali tersebut dipenuhi sampah.

Dia hanya menggunakan air sumur dan rumahnya untuk mencuci pakaian. Untuk mandi, dia harus membeli air PAM seharga Rp 6.000 per galon.

"Buat mandi bau, kami pakai air itu dulu terus bilas pakai air PAM yang kami beli. Air sumur cuma buat nyuci saja," ujar Amin.

Tampak air sumur di permukiman warga menghitam pasca terimbas Kali Pisang Batu, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang tercemar, Selasa (8/1/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Tampak air sumur di permukiman warga menghitam pasca terimbas Kali Pisang Batu, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang tercemar, Selasa (8/1/2019).

Muhtasor, warga lainnya mengatakan, sejak dia tinggal di area kali pada 2001, air di sana masih jernih.

Lalu, lambat laun air mulai tercemar dan berwarna hitam serta dipenuhi eceng gondok dan mengeluarkan bau menyengat.

"Dulu (kali) ini penuh eceng gondok, tapi lama-lama air menghitam tercemar jadi bau, air kami juga ikutan bau," tutur Muhtasor.

Dari pantauan di lokasi, sampah rumah tangga seperti plastik, botol, bahkan kasur pun tertata rapi di sana seperti "dataran baru" di atas permukaan kali.

Baca juga: Keluhan Warga Sekitar Lautan Sampah di Bekasi, Susah Tidur dan Nyamuk

Air kali juga nampak hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.

Adapun sejak Sabtu (5/1/2019), sampah sudah dikeruk oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menggunakan dua alat berat dan puluhan truk.

Sementara sampai hari ini, sudah ada 150 truk yang mengangkut sampah dari kali tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com