Untuk memasarkan produk sayuran organiknya, kelompok tani ini memanfaatkan media sosial sebagai metode berjualan.
Masing-masing anggota kelompok tani akan memposting jenis sayuran yang sudah siap panen, kemudian warga yang ingin membeli melakukan konfirmasi sayur mana yang akan mereka beli. "Mereka (yang sudah mendaftar) datang, beli, bisa petik langsung dari kebun," jelas Eka.
Eka turut menyebutkan antusiasme masyarakat cukup tinggi akan produk sayuran organik mereka. "Jangankan untuk publish keluar kampung, untuk kampung sendiri saja ada yang mau banyak tapi kami enggak bisa nutupin gitu," kata dia.
Baca juga: 1.700 Ton Sampah Diangkut dari Kali Pisang Batu Bekasi
Eka tidak mematok tarif mahal terhadap sayur-sayuran organik milik mereka. Bahkan harga yang ditetapkan lebih rendah dari harga sayur biasa yang ada di pasaran. "Mereka tahu harga pasar sekian kita turunin dikit aja mereka udah seneng," jelasnya.
Keuntungan dari kebun ini nantinya difungsikan untuk mengembangkan lahan perkebunan mereka. Eka menyebutkan ia ingin lebih banyak memanfaatkan lahan kosong lain untuk menanam sayuran.
"Jadi kami pengen Jakarta itu kedepannya ada yang bisa produksi sayuran di tengah kota, kan luar biasa," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.