Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rob Rendam Perkampungan Nelayan di Muara Angke

Kompas.com - 21/01/2019, 14:19 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Banjr akibat pasang air laut atau rob menggenangi sejumlah titik di perkampungan nelayan di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (21/1/2019) siang.

Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com menyatakan air pasang mulai merendam perkampungan itu sejak Sabtu (19/1/2019) lalu.

"Itu pagi sekitar jam 6.00 WIB udah muncul. Dia datang kencang berhentinya sekitar jam 8.00 WIB. Jam 8.00 itu baru ada penyurutan. Besok begitu lagi, tambah dalam sampai hari ini," kata Khalil, salah seorang warga.

Baca juga: 1.600 Karung Dipasang di Pelabuhan Kaliadem untuk Antisipasi Rob

Khalil menuturkan, ketinggian air pada pagi hari tadi merupakan yang terparah dalam tiga hari karena mencapai 80 sentimeter.

Namun, ketinggian air siang ini sudah berkurang 40 sentimeter. Bahkan, di sejumlah titik air sudah surut sepenuhnya.

Elly, warga lainnya, mengamini pernyataan Khalil. Ia mengakui ketinggian air sudah tidak separah pagi tadi yang hampir memasuki sejumlah rumah warga.

"Kalau tadi pagi itu parah, airnya sampai sedengkul. Sekarang mendingan sudah segini (mata kaki). Kalau lagi parah-parahnya air bisa sampai masuk rumah," ujar Elly.

Pengamatan Kompas.com, masih ada beberapa titik yang genangannya mencapai 40 cm. Namun, genangan itu masih bisa dilalui oleh warga yang hendak beraktivitas.

Baca juga: Cerita Warga Pelabuhan Menghadapi Rob...

Kendati demikian, sejumlah warga menyebut genangan rob yang melanda itu menghambat pergerakan mereka saat ingin beraktivitas.

"Anak sekolah masih pada sekolah tapi ya harus copot sepatu, copot kaus kaki, kalau mau ke luar," ujar Khalil.

Sementara itu, warga lain bernama Neneng mengeluhkan sepeda motornya yang rusak akibat nekat digunakan menerjang banjir.

"Sekarang jadi malas pergi ke mana-mana karena mesti jalan, itu juga banjir-banjiran. Habis, sepeda motornya rusak dipakai (terjang) banjir kemarin," ujar dia.

Sebelumnya, Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini terkait pasang air laut akibat fenomena super moon yang berlaky sejak Sabtu hingga Selasa besok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com