Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kong Muin, Menjemput Rezeki Menjadi Tukang Servis Payung Keliling...

Kompas.com - 04/02/2019, 05:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kong Muin (68) baru saja memarkirkan sepedanya ketika Kompas.com menemuinya di rumah kontrakannya di Sukapura, Jakarta Utara, Jumat (1/2/2019) sore.

Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, Kong Muin masih bertahan dengan menjadi tukang servis payung keliling.

Ia berkeliling dengan sepedanya seraya menawarkan jasa memperbaiki payung. 

Baca juga: Kisah Nuriman: dari Tukang Servis Keliling, Kini Sukses Usaha Reparasi Limbah Payung

Saat Kompas.com bertemu dengannya, ia sudah memperoleh lima pelanggan setelah berkeliling sejak pukul 07.00. 

"Alhamdulillah hari ini dapat lima payung, lima biji. Tadi dapat Asrama Yon Air Cilincing, tetapi biasanya mah bisa dapat di mana-mana," ucap Kong Muin.

Kong Muin sudah berkeliling menjadi tukang servis payung selama lebih kurang empat tahun. 

Ia berkeliling kawasan Sukapura, Semper, Koja, Tanjung Priok, hingga Cilincing yang jaraknya sekitar 7,5 kilometer dari tempat tinggalnya.

Baca juga: Nenek 102 Tahun Ini Menjadi Penerjun Payung Tertua di Dunia

"Kalau sekarang musim hujan enak, banyak orang mau servis payung. Kalau musim kemarau boro-boro, payung rusak juga digeletakin saja sama yang punya," ujar Kong Muin.

Kong Muin berpose di depan sepedanya yang ia gunakan dalam menjajakan keahliannya sebagai tukang servis payung, Jumat (1/2/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Kong Muin berpose di depan sepedanya yang ia gunakan dalam menjajakan keahliannya sebagai tukang servis payung, Jumat (1/2/2019).
Ia menuturkan, ketika musim kemarau berkepanjangan tiba, jumlah pelanggannya sering tak mencapai tiga orang.

Akibatnya, ia terpaksa mengayuh sepeda lebih jauh dan pulang lebih sore.

Namun, musim hujan adalah berkah bagi bapak dua anak tersebut.

Ia mengaku bisa memperbaiki hingga 15 payung per hari ketika musim hujan tiba. 

Baca juga: Menyusuri Geoforest Watu Payung Turunan, Permata dari Gunungkidul

"Satu payung biasanya saya hargain Rp 20.000, tetapi masih saja ada yang nawar jadi Rp 15.000, tetapi saya biarin sajalah, yang penting mah ada duitnya," kata Kong Muin.

Ia mengatakan, ada juga pelanggan yang menawar jasa Kong Muin hingga Rp 5.000.

Namun, tak sedikit pula yang biasa memberikan bonus kepada Kong Muin.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Payung, Pelindung Hujan dari China

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com